Dipanggil Atasan Seusai Viralkan Alat Operasional Rusak, Petugas Damkar Depok Tantang Balik
DEPOK - Seorang anggota Dinas Pemadam Kebakaran di Kota Depok, Jawa Barat, Sandi Butar Butar yang sebelumnya viral membuat video room tour alat rusak mendapatkan surat panggilan dari Kepala Damkar Unit Pelaksana Teknis (UPT) Cimanggis. Sandi diminta menghadap untuk mengikuti pembinaan pegawai kontrak tidak tetap (PKTT) pada Selasa 23 Juli besok.
Meski demikian, Sandi menantang balik agar penegak hukum memeriksa bidang operasional serta sarana dan prasarana Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok.
"Untuk penegak hukum, tolong periksa bidang operasional, sarana dan prasarana Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok dan saya ingin pemeriksaan tersebut terbuka, undang media dan masyarakat, dan kumpulkan kami anggota di lapangan, tinggal menjawab ya atau tidak," kata Sandi dalam sebuh video, Senin 22 Juli.
Apabila pejabat itu terbukti melakukan penyelewengan, kata dia, langsung tangkap. "Tidak ada pemeriksaan tertutup, semuanya harus terbuka," kata dia. Dia mengaku lebih baik dicap menjadi pengkhianat dinas dan kota daripada dicap jadi pengkhianat negara, mendukung para koruptor.
Di akhir videonya, Sandi meminta dukungan warga Depok. Dia juga meminta atasannya agar tidak menyalahkan teman-temannya atas sikap dia. "Untuk masyarakat Depok, tolong dukung teman-teman saya. Saya siap menerima semuanya asalkan jangan teman-teman saya disalahkan," katanya.
Sebelumnya Sandi Butar Butar menyoroti banyaknya peralatan dan mobil pemadam yang rusak. Dalam video berdurasi 1 menit dan 8 detik, Sandi memperlihatkan beberapa masalah yang dihadapi. Selain menyebut gergaji mesin rusak, ia juga menunjukkan kondisi rem tangan mobil pemadam yang tidak berfungsi.
"Ini diganjal ya (ban mobil damkar), padahal turunannya sedikit tetapi kalau dilepas (bisa jalan). Ini tanpa rem tangan, ternyata rem tangannya dobol (rusak) juga, ya rem tangannya tuh dobol juga sampai mentok," jelas Sandi dalam video tersebut.
Menanggapi video viral tersebut, Kepala Dinas Damkar Kota Depok Adnan Mahyudin mengakui adanya sejumlah peralatan yang rusak, termasuk gergaji mesin yang sudah tua dan sering diperbaiki tetapi masih mengalami kerusakan.
"Memang ada beberapa alat yang rusak, seperti gergaji mesin yang telah termakan usia dan sudah beberapa kali diperbaiki," ungkap Adnan Sabtu kemarin.
Baca juga:
Terkait mobil pemadam yang rusak, Adnan menjelaskan beberapa mobil sedang dalam perbaikan dan memerlukan waktu untuk mendapatkan suku cadang. Ia menegaskan pelayanan terhadap masyarakat tetap terjaga karena masih ada dua mobil pemadam yang siap digunakan.
Kota Depok memiliki 29 mobil pemadam kebakaran yang diproduksi antara tahun 2008 hingga 2016. Dari jumlah tersebut, lima mobil sedang dalam perawatan. Anggaran perawatan untuk seluruh mobil mencapai Rp 700 juta per tahun, dengan anggaran perawatan per mobil sekitar Rp 24 juta.