Ogah Serahkan Catatan Medis Eksekutif Binance, Seorang Dokter Di Nigeria Ditahan
JAKARTA - Dr. Abraham Ehizojie, seorang dokter yang merawat Tigran Gambaryan, eksekutif Binance Nigeria, terpaksa harus ditahan karena alasan kontroversial. Dokter tersebut menolak untuk menyerahkan catatan medis pasiennya.
Keputusan ini diambil oleh Hakim Emeka Nwite, yang menindaklanjuti permintaan pengacara Gambaryan, Mark Mordi. Pengacara tersebut mengklaim bahwa catatan medis kliennya belum diberikan.
Permintaan Penahanan dan Kondisi Kesehatan
Menurut laporan media Nigeria, Hakim Emeka Nwite mengeluarkan perintah penahanan terhadap Dr. Abraham Ehizojie setelah pengacara Gambaryan, Mark Mordi, mengeluhkan bahwa catatan medis kliennya belum diserahkan. “Klien saya datang ke sini dengan kursi roda,” kata Mordi. “Dia mengeluhkan sakit punggung. Kita harus berhati-hati dengan nyawa yang ada di tangan kita.”
Tigran Gambaryan, eksekutif Binance yang kini berada dalam penahanan di Nigeria, telah diberikan izin tinggal 24 jam di sebuah rumah sakit di Abuja untuk evaluasi kondisi kesehatannya. Pria yang tampak lemah ini awalnya pingsan di pengadilan pada sidang bulan Mei. Setelah pemeriksaan lebih lanjut, diketahui bahwa ia menderita pneumonia ganda dan malaria.
Namun, keluarga Gambaryan menegaskan bahwa meskipun ada perintah pengadilan, eksekutif kripto tersebut telah ditolak mendapatkan perawatan medis yang sesuai selama ditahan di penjara Kuje.
Kontroversi dan Tuduhan Pencucian Uang
Gambaryan awalnya ditahan bersama karyawan Binance lainnya, Nadeem Anjarwalla, pada akhir Februari tahun ini atas tuduhan pencucian uang. Namun, banyak pihak mengklaim bahwa keduanya hanyalah pion dalam ketegangan antara Nigeria dan bursa kripto global tersebut.
Dalam situasi krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya, pemerintah Nigeria tampaknya mencari kambing hitam atas bencana finansial yang melanda negara, dan bursa kripto menjadi sasaran. Mereka menuduh bursa kripto terlibat dalam penurunan nilai mata uang naira.
Sementara itu, Binance membantah klaim tersebut dan menciptakan gesekan antara kedua belah pihak. Bursa kripto tersebut berpendapat bahwa Gambaryan dan Anjarwalla berada di Nigeria dengan itikad baik untuk serangkaian diskusi kebijakan kripto ketika mereka ditahan oleh pejabat pemerintah. Meskipun Anjarwalla berhasil melarikan diri pada bulan Maret, keberadaannya masih belum diketahui.
Kasus ini akan kembali disidangkan pada 11 Oktober mendatang. Hingga saat ini, belum jelas apakah Gambaryan telah berhasil mendapatkan perawatan medis dari dokter atau belum.