Pemprov Sebut Semua SMA Jakarta Sudah Hapus Jurusan IPA, IPS dan Bahasa Tahun Ini
JAKARTA - Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta Budi Awaluddin menyebut semua sekolah di Jakarta telah menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2024/2025.
Sehingga, seluruh SMA di Jakarta telah menghapus jurusan IPA, IPS, dan Bahasa mulai kelas XI pada tahun ini. Hal ini merespons penghapusan jurusan yang ramai dibicarakan publik.
"Pada tahun pelajaran 2024/2025 seluruh SMA telah mengimplikasikan Kurikulum Merdeka," ungkap Budi kepada wartawan, Jumat, 19 Juli.
Budi menjelaskan, ketentuan baru ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, ristek dan Teknologi (Kemendikbudristek) nomor 12 tahun 2024.
"Pada bagian struktur kurikulum di kelas XI, terdiri dari mata pelajaran umum dan mata pelajaran pilihan," ungkap Budi.
Dalam panduannya, siswa diberikan kebebasan untuk memilih mata pelajaran pilihan sebanyak 5 mata pelajaran serta paling sedikit 4 mata pelajaran berdasarkan minat, bakat, kemampuan, dan kelanjutan setelah SMA.
"Yang menjadi dasar kebijakan hal tersebut adalah peserta didik memiliki banyak peluang utk masuk jurusan atau konsentrasi di pendidikan tinggi," urainya.
Baca juga:
- KPK Buka Peluang Terapkan Pasal Perintangan usai Periksa Saksi di Kasus Harun Masiku
- Keluarkan 10 Surat Keputusan Cagub-Cawagub, Golkar Pasang Terget Menang 60 Persen Pilkada 2024
- Sidang Pengurusan Perkara MA, Saksi Nilai Awalnya Gazalba Saleh "Lurus" Lama-lama Sikapnya Aneh
- Pria Dobrak Pintu Selamatkan Bocah 4 Tahun yang Orang Tuanya Tewas Dilalap si Jago Merah
Kemendikbudristek baru-baru ini mengumumkan penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA mulai tahun ajaran 2024/2025. Kebijakan ini menuai banyak pro dan kontra.
Alasan Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa Dihapus
Alasan utama dibalik penghapusan jurusan ini adalah ketidakadilan yang selama ini terjadi dalam sistem penjurusan.
Banyak orang tua, terutama dari kalangan menengah ke atas, cenderung memilih jurusan IPA untuk anak-anak mereka dengan asumsi bahwa jurusan ini membuka lebih banyak peluang di perguruan tinggi dan dunia kerja.
Dengan demikian, hal ini menyebabkan ketidakseimbangan jumlah siswa di antara jurusan, dengan jurusan IPS dan Bahasa yang semakin sepi peminat.
Siswa di kelas 10 akan difokuskan pada pengembangan minat dan bakat mereka melalui berbagai mata pelajaran dan kegiatan, dan baru pada kelas 11 mereka akan memilih mata pelajaran pilihan yang lebih spesifik sesuai dengan rencana studi dan karir mereka.