Dorong Pengembangan Pemanfaatan AI di Asia, Telkomsel Ventures Pimpin Pendanaan Startup Tictag
JAKARTA - Telkomsel, perusahaan digital telco terdepan di Indonesia, melalui Telkomsel Ventures memimpin pendanaan di startup Tictag yang merupakan data-centric AI company, bersama dengan M Venture Partners, East Ventures, Investible, dan SBI Ven Capital.
Melalui pendanaan ini, Telkomsel menegaskan komitmennya dalam membuka peluang kolaborasi untuk mempercepat pertumbuhan ekosistem inovasi digital, transformasi digital, serta pemanfaatan teknologi Kecerdasan Buatan (AI) di Indonesia dan Asia.
“Kualitas dan kinerja kecerdasan buatan AI sangat bergantung pada data yang digunakan untuk melatihnya. Oleh karena itu, investasi strategis kepada Tictag dilakukan berdasarkan analisis atas kemampuan Tictag dalam membuka potensi AI secara utuh,” ujar CEO Telkomsel Ventures, Mia Melinda.
Investasi ini juga menjadi langkah penting Telkomsel Ventures dalam mewujudkan visi dan misi Telkomsel untuk mendorong akselerasi ekosistem digital nasional serta meningkatkan perekonomian digital Indonesia.
Baca juga:
- Apple Izinkan Emulator PC di App Store untuk Pertama Kalinya
- Peretas Korea Utara Kirimkan Kripto Curian ke Dompet yang Digunakan oleh Perusahaan Pembayaran Asia
- Kolaborasi OpenIn dan Telkomsel, Hadirkan Layanan Location Intelligence untuk Bisnis di Indonesia
- Telkomsel Award 2024 Kembali Hadir untuk Dukung Industri Kreatif Digital Indonesia
“Kepercayaan dan dukungan berkelanjutan dari para investor mendorong kami untuk terus menghadirkan inovasi dalam memperkuat ekosistem AI dengan kemitraan bersama komunitas kontributor anotasi data yang beragam, mahasiswa, serta penyandang disabilitas, sehingga memungkinkan mereka berpartisipasi dalam ekonomi AI,” kata Co-Founder dan CEO Tictag, Kevin Quah.
Tictag merupakan startup yang didirikan pada 2019 di Singapura dengan misi meningkatkan pemanfaatan AI oleh semua pihak, yang kini telah melayani lebih dari 50 perusahaan di berbagai sektor di Asia.
Tictag yang telah beroperasi di Singapura, Korea Selatan, Indonesia, Malaysia, Hong Kong, dan Amerika Serikat, berencana untuk memanfaatkan investasi baru guna memperluas jangkauan bisnisnya di Indonesia dan Asia guna mengimbangi pertumbuhan pesat pasar AI di kawasan tersebut.