Bagikan:

JAKARTA - Tren Web 3.0 kini sedang ramai digandrungi oleh perusahaan-perusahaan. Web 3.0 hadir sebagai gagasan tentang jenis layanan internet baru yang dibangun menggunakan blockchain terdesentralisasi, yang digunakan oleh mata uang kripto dan token yang tak dapat ditukar (NFT).

Sebagai perusahaan modal ventura perintis dan terkemuka yang agnostik dan berfokus pada Indonesia, East Ventures masih berhati-hati dalam berinvestasi untuk startup Web 3.0.

"Ini kan masih banyak spekulasi, karena teknologi masih cukup baru. Implementasinya terhadap startup di bidang ini masih banyak challenge. Kita pendanaan masih memilih, dan masih tahap awal," kata Roderick Purwana, Managing Partners East Ventures dalam acara Open Book pada Senin, 5 Desember, di Jakarta. 

Roderick juga mengatakan bahwa perusahaan masih mempelajari teknologi Web 3.0 yang saat ini sudah menjadi hype di masyarakat di seluruh dunia. 

"Masih baru, kita masih melihat ke depannya bagaimana. Karena ini akan banyak hubungannya dengan regulator. Kita masih tetap ingin mempelajari. Investasi iya, tapi dibanding dengan portofolio kita yang lain, investasi di startup Web 3.0 masih sangat kecil dan masih pendanaan tahap awal,"  ujarnya. 

Berdasarkan websitenya, saat ini East Ventures telah berinvestasi di beberapa startup, termasuk investasi di Avium, sebuah startup Web 3.0 yang menyediakan kesempatan bagi para kreator di Asia Tenggara untuk membuat ide, memproduksi, dan memiliki kekayaan intelektual mereka. 

EV juga telah berinvestasi di Avarik Saga, perusahaan Game Role Playing Jepang blockchain pertama di Asia Tenggara. Kemudian ada Mighty Jaxx, platform terintegrasi yang menawarkan merek budaya pop masa depan dengan rantai pasokan barang koleksi yang menyeluruh, dan juga  Fraction, perusahaan rintisan fintech yang berbasis di Hong Kong dan Bangkok.