Angkut Bantuan Kemanusiaan ke Gaza hingga Evakuasi, Pilot Perempuan UEA Asma Saeed Al Ali: Suatu Kehormatan

JAKARTA - Pilot wanita Uni Emirat Arab (UEA) Kapten Asma Saeed Al Ali merasa terhormat bisa membantu warga Palestina, dengan menerbangkan bantuan kemanusiaan ke wilayah Jalur Gaza, termasuk misi penerjunan bantuan ke wilayah yang tidak bisa dicapai melalui jalan darat.

Kapten Al Ali bagian dari tim UEA pertama yang menuju Kota Al Arish di Mesir, sebagai bagian dari operasi Gallant Knight 3 pada Bulan November untuk memberikan bantuan mereka yang terjebak dalam konflik.

"Saya di sini sejak awal," kata pilot militer tersebut di Al Arish, menyebutnya sebagai "tugas nasional"-nya, kepada The National News seperti dikutip 16 Juli.

Selain bantuan, Kapten Al Ali juga menerbangkan dokter dan tim yang terlibat dalam pembangunan rumah sakit terapung dan lapangan UEA serta pabrik desalinasi ke kota pelabuhan Mesir, bersama dengan peralatan dan barang-barang lain yang dibutuhkan untuk fasilitas medis.

Menerbangkan pesawat C-130 dan C-17, ia juga terlibat dalam evakuasi warga Palestina yang terluka. Ia juga telah melakukan tiga pengiriman melalui udara ke daerah-daerah di Gaza yang tidak mudah diakses melalui jalan darat.

"Merupakan suatu kehormatan untuk dapat menawarkan bantuan bagi warga Palestina yang terjebak dalam konflik," katanya.

Pengiriman bantuan musim dingin dari UEA untuk Palestina. (Sumber: WAM)

"Saya merasa terhormat ketika mendengar di berita bahwa mereka disebut 'Burung Kebaikan'," tandasnya.

Terbang di atas Jalur Gaza yang terkepung, Kapten Al Ali mengatakan bahwa ia sering meminta asisten pilotnya untuk mengendalikan pesawat C-130 sehingga ia dapat mengamati kondisi di bawah.

"Saya penasaran untuk melihat apa yang terjadi di lapangan," ungkapnya.

Gambar-gambar kehancuran dan kehancuran membangkitkan perasaan campur aduk, katanya.

"Sebagian dari diri saya senang melihat palet bantuan dijatuhkan untuk membantu masyarakat, tetapi sedih melihat kota-kota dan jalan-jalan hancur karena konflik," tuturnya.

"Anda merasa setiap jalan memiliki kisah menyakitkan untuk diceritakan," getirnya.

Sejauh ini, UEA telah melakukan puluhan pengiriman melalui udara sejak Februari, bermitra dengan tim dari Angkatan Udara Mesir dan Yordania. Ia percaya, adalah kemenanganan pribadi baginya dan negaranya jika pengiriman melalui udara "membuat seorang anak tersenyum".

"Melihat parasut dari langit seperti melihat tangan UEA menjangkau orang-orang di dalam Gaza," ujarnya.

Ia mengatakan "operasi untuk membantu saudara-saudara kita di Gaza" akan terus berlanjut.

"Saya menganggap diri saya beruntung karena mendapat kesempatan untuk mengemban tugas kemanusiaan ini," katanya.

"Sebagai pilot militer Emirat, saya selalu siap bertugas di mana saja dan kapan saja," pungkasnya.

Terpisah, sumber-sumber medis di Gaza pada Hari Senin mengatakan, sedikitnya 22 warga Palestina tewas dan 102 lainnya terluka akibat serangan Israel dalam 24 jam terakhir, dikutip dari WAFA.

Sementara, otoritas kesehatan Gaza mengonfirmasi, jumlah korban jiwa Palestina akibat serangan Israel sejak 7 Oktober telah meningkat menjadi 38.664 jiwa dan 89.097 lainnya luka-luka, dengan mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak.