Polandia Pantau Kerja Sama Militer China dan Belarus

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Polandia  mengatakan negaranya saat ini sedang memantau kerja sama antara China dengan Belarus, menyusul laporan militer China mengadakan latihan gabungan dekat perbatasan Polandia.

“Kami memantau dengan cermat kerja sama jangka panjang antara Beijing dan Minsk sebagai faktor yang berpotensi berdampak pada keamanan Polandia,” menurut pernyataan kementerian yang dikutip kantor berita pemerintah PAP dilansir ANTARA, Jumat, 12 Juli.

Kementerian mengungkapkan kekhawatirannya mengenai kerjasama militer China dengan Rusia dan Belarus yang semakin erat.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Belarus mengatakan bahwa latihan tersebut merupakan bagian dari latihan “anti-terorisme”, dimana pasukan akan berlatih serangan udara, penyeberangan sungai, dan pertempuran di permukiman.

Latihan yang disebut Eagle Assault 2024 itu akan dilaksanakan selama 11 hari, dimulai pada Senin di wilayah Brest, sekitar 64 km dari perbatasan Belarus dengan Ukraina. Diperkirakan lebih dari 100 tentara China akan berada di Belarus hingga 19 Juli.

Ketua NATO Jens Stoltenberg pada pertemuan puncak di Washington pekan ini mengatakan latihan militer China dengan Belarus di Belarus adalah bagian dari sebuah pola.

“Ini hanya menegaskan betapa rezim otoriter semakin bersekutu satu sama lain, dan bagaimana China sedang bergerak mendekati NATO di Eropa, Afrika, Arktik, dan tempat lain,” tambahnya.

“Manuver militer gabungan China dan Belarus tidak ditujukan terhadap negara mana pun, dan pihak berwenang China berharap Polandia dan Belarus akan menyelesaikan masalah mereka melalui dialog dan konsultasi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian.

Presiden Belarus Alexander Lukashenko diketahui memiliki hubungan dekat dengan Rusia. Pada 2023, mereka mengizinkan Rusia untuk memindahkan beberapa senjata nuklir taktisnya ke Belarus, dan juga menjalin hubungan dekat dengan China.

Belarus baru-baru ini bergabung dengan Organisasi Kerjasama Shanghai, yang didirikan pada 2001 untuk membahas masalah keamanan di kawasan Asia Tengah.