8 Cara Bijak Menanggapi Anak yang Berperilaku Perfeksionis
YOGYAKARTA – Membesarkan dan membersamai anak yang berperilaku perfeksionis, tentu akan sulit. Mereka tidak suka dengan kertas robek, begadang hingga larut malam, hingga menangis karena fakta tak sesuai ekspektasinya. Perfeksionisme, adalah perilaku yang mengacu pada ekspektasi tinggi terhadap diri mereka sendiri. Pada anak, mereka mengharap segalanya sempurna dan kurang puas dengan jerih-payahnya sendiri.
Orang tua perlu tahu, anak yang perfeksionis menetapkan tujuan yang tidak realistis untuk diri mereka sendiri. Ini membuat tekanan besar pada diri mereka sendiri untuk mencapai tujuan. Misalnya, target nilai yang ia dapat 100, tetapi ia mendapat 99. Bagi perfeksionis, target yang tidak sempurna dianggap kegagalan yang menyedihkan. Lantas bagaimana jika anak berperilaku perfeksionis? Berikut tips menanggapi dan membersamai buah hati yang berperilaku perfeksionis.
1. Bantu mengembangkan harga diri yang sehat
Ketika anak Anda mulai memperlihatkan perilaku perfeksionis, dorong mereka terlibat dalam aktivitas yang membantu mereka merasa nyaman dengan diri mereka sendiri. Artinya, aktivitas tersebut tidak hanya melihat apa yang mereka capai saja. Misalnya menjadi sukarelawan, mempelajari hal-hal baru, dan terlibat dalam kegiatan seni. Cara ini membantu anak mengembangkan harga diri yang sehat.
2. Bantu mengidentifikasi apa yang bisa dan tidak bisa dikendalikan
Meskipun anak-anak unggul dalam tim basket dan menguasai pelajaran matematika, ada hal lebih esensial yang perlu mereka pahami. Bahwa tidak semua hal dapat mereka kendalikan meskipun unggul. Jelaskan bahwa mereka tidak bisa mengendalikan hal di luar dirinya. Yang bisa mereka kendalikan adalah usaha mereka sendiri.
3. Contohkan self-talk yang sehat
Ajari anak Anda untuk berwelas asih pada diri sendiri, bukan mengkritik diri sendiri. Lakukan percakapan dengan diri sendiri dengan lantang untuk menunjukkan kepada anak Anda bahwa Anda memperlakukan diri sendiri dengan baik bahkan ketika Anda melakukan kesalahan.
4. Pantau ekspektasi Anda sebagai orang tua mereka
Pastikan Anda tidak memberikan tekanan pada anak Anda untuk menjadi sempurna. Ciptakan ekspektasi yang tinggi namun harus masuk akal. Selain itu, pantau ekspektasi Anda dari waktu ke waktu untuk memastikan Anda tidak berharap terlalu banyak dari anak Anda.
5. Puji usaha anak, bukan hasilnya
Hindari memuji anak karena mendapatkan nilai sempurna. Sebaiknya, pujilah mereka karena telah belajar giat. Melansir VeryWellFamily, Kamis, 11 Juli, pujilah mereka karena memperlakukan orang lain dengan baik atau karena menjadi teman yang baik. Jelaskan bahwa pencapaian bukanlah satu-satunya hal penting dalam hidup.
Baca juga:
6. Tetapkan tujuan yang realistis bersama anak Anda
Selalu bicarakan dengan anak Anda tentang tujuan yang ingin mereka capai. Jika tujuan-tujuan tersebut memerlukan kesempurnaan, bicarakan juga risikonya. Selain itu, bicarakan juga bahwa mendapatkan tujuan harus realistis.
7. Bagikan cerita tentang kegagalan Anda sendiri
Jelaskan bagaimana Anda mengatasi masalah dengan cara sehat. Ini mengajarkan mereka keterampilan dalam menghadapi masalah. Meskipun kegagalan cukup mengecewakan dan sulit ditoleransi anak, mereka tetap harus mengasihi diri sendiri.
Ajari anak Anda cara menghadapi kekecewaan, penolakan, dan kesalahan dengan cara yang sehat. Cara berdamai dengan kegagalan saat ekspektasi terlalu tinggi pada anak yang perfeksionis, misalnya dengan berbicara dengan teman, menulis jurnal, atau menggambar yang dapat membantu mereka mengatasi perasaannya.