Terseret Kasus Penipuan Data Pelamar Kerja, Bos Wahana Store PGC Bantah Buka Loker
JAKARTA – Nama konter handphone Wahana Store di PGC Cililitan sempat disebut dalam kasus penipuan dan penyalahgunaan data pelamar kerja untuk pinjaman online (pinjol). Pemilik konter handphone Wahana Store angkat bicara dalam kasus ini.
Widianto, pemilik toko Wahana Store membantah jika konter handphone miliknya membuka lowongan pekerjaan. Dengan adanya kabar tersebut, ia mengaku merasa dirugikan.
"Tidak benar kami membuka lowongan pekerjaan. Jadi kalau dibilang lowongan kerja, itu bohong. Karena kalau disitu ada loker, maka akan ada tertulis dan online," kata Widianto, kepada wartawan, Selasa, 9 Juli.
Hal senada juga dikatakan Arif Iskandar, karyawan toko Wahana Store lainnya. Menurut Arif, perusahaan di tempat dirinya bekerja tidak pernah membuka loker atau menyuruh karyawannya untuk mencari karyawan baru.
"Apalagi untuk admin, dan meminta KTP dan lainnya itu tidak ada sama sekali (dari Wahana Store). Kami tidak pernah menerima CV atau lamaran dari para pencari kerja," ujarnya.
Lebih lanjut Arif menjelaskan, terlapor berinisial R juga sudah bekerja di toko Wahana Store setelah diketahui melakukan kecurangan tersebut.
"Sehingga sejak 27 Mei 2024 tidak bekerja lagi dan itu ada konfirmasi chat WA dengan bos saya. Sejak ada seseorang yang menanyakan itu, soal (lowongan) pekerja itu," ucapnya.
Meski demikian, pemilik toko Wahana Store mengaku akan kooperatif jika ada panggilan dari Polres Metro Jakarta Timur.
Baca juga:
- Pelamar Kerja Korban Penipuan Data untuk Pinjol Sempat Diimingi Pekerjaan Sebagai Admin Konter Handphone di PGC Cililitan
- Pengakuan Warga Cipayung Melihat Pria Bawa Koper Besar Pascapenemuan Mayat Wanita Dalam Kos-kosan
- Suami Terduga Pelaku Pembunuhan Istri di Pulogadung Kerja di PT KAI
- Usai Ngaji Bocah 9 Tahun Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa Rawa Bebek Cakung
"Pastinya dong, untuk meng-clear-kan lagi nama perusahaan juga, nanti bos saya akan kooperatif saat dipanggil sebagai saksi pasti akan datang untuk memenuhi panggilan itu," ucapnya.
Arif juga mengatakan, perbuatan R terkait penipuan dan penggelapan murni atas inisiatif R sendiri. Arif juga menjelaskan bahwa dirinya sempat mencurigai gelagat dari R sebelum kasus tersebut mencuat.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 27 orang pelamar kerja menjadi korban penipuan dan penggelapan dengan modus pencurian data pribadi yang digunakan untuk pinjaman online oleh sebuah konter handphone. Para korban pun melaporkan kejadian tersebut ke Polres Metro Jakarta Timur.
Puluhan warga tersebut awalnya dijanjikan pekerjaan dengan syarat menyerahkan KTP dan handphone miliknya bersamaan dengan surat lamaran kepada R, karyawan toko konter handphone Wahana Store PCG Cililitan, Kramat Jati.
Namun rupanya, data para pelamar kerja itu dicuri oleh R untuk mengajukan pinjaman online. Bahkan, total kerugian yang dialami 27 korban lebih dari Rp1 miliar.