PM Netanyahu Bilang Gencatan Senjata dengan Hamas Tidak Boleh Menghalangi Israel Mencapai Tujuan Perang

JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, setiap kesepakatan gencatan senjata konflik Gaza, Palestina, harus memungkinkan Israel untuk melanjutkan pertempuran hingga tujuannya tercapai.

Lima hari setelah kelompok militan Hamas menerima bagian penting dari rencana tersebut, dua pejabat dari kelompok militan Palestina itu mengatakan, mereka sedang menunggu tanggapan Israel atas proposal terbarunya.

PM Netanyahu mengatakan, ia bersikeras kesepakatan tersebut tidak boleh menghalangi Israel untuk melanjutkan pertempuran hingga tujuan perangnya terpenuhi. Tujuan tersebut ditetapkan pada awal perang sebagai pembongkaran kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, serta pengembalian para sandera.

"Rencana yang telah disetujui oleh Israel dan disambut baik oleh Presiden Biden akan memungkinkan Israel untuk mengembalikan para sandera tanpa melanggar tujuan perang lainnya," kata PM Netanyahu, melansir Reuters 8 Juli.

Kesepakatan tersebut, katanya, juga harus melarang penyelundupan senjata ke Hamas melalui perbatasan Gaza-Mesir dan tidak boleh mengizinkan ribuan militan bersenjata untuk kembali ke Gaza utara.

PM Netanyahu dijadwalkan untuk mengadakan konsultasi pada Hari Minggu malam mengenai langkah selanjutnya, dalam negosiasi rencana tiga fase yang diinisiasi pada Bulan Mei oleh Presiden AS Joe Biden dan dimediasi oleh Qatar dan Mesir.

Ini bertujuan untuk mengakhiri perang dan membebaskan sekitar 120 sandera Israel yang ditahan di Gaza.

Hamas sendiri telah mencabut tuntutan utama agar Israel terlebih dahulu berkomitmen pada gencatan senjata permanen sebelum menandatangani perjanjian.

Sebaliknya, Hamas mengatakan akan mengizinkan negosiasi untuk mencapainya selama fase pertama yang berlangsung selama enam minggu, sumber Hamas mengatakan kepada Reuters pada Hari Sabtu dengan syarat anonim.

Sementara itu, pertempuran di Gaza tidak kunjung mereda, di mana pada Minggu malam militer Israel memperbarui perintah bagi penduduk dan keluarga pengungsi di beberapa distrik di Kota Gaza untuk meninggalkan rumah mereka.

Terpisah, sedikitnya 55 warga Palestina tewas dan 123 lainnya luka-luka akibat serangan Israel dalam 24 jam terakhir, menurut sumber-sumber medis Hari Minggu, dikutip dari WAFA.

Otoritas kesehatan setempat mengonfirmasi, jumlah korban jiwa warga Palestina akibat serangan Israel sejak 7 Oktober telah meningkat menjadi 38.153 orang, sementara 87.828 lainnya luka-luka, dengan mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak.