7 Tanda Hubungan Sepihak dalam Berpasangan, Anda Berperan Lebih Banyak?

YOGYAKARTA – Hubungan sepihak didefinisikan sebagai relasi dua orang yang memiliki keinginan, ekspektasi, dan batasan tetapi tidak dipahami secara jelas oleh masing-masing pihak. Sehingga salah satu pihak mengambil peran lebih banyak daripada yang lain. Bisa jadi peran lebih dilakukan karena terlalu cinta. Tetapi tanpa disadari, hubungan sepihak ini merugikan satu orang sebab harus “mengorbankan” banyak hal.

Menurut terapis pernikahan dan keluarga, Shawntres Parks, Ph.D., LMFT., bagi seseorang yang memberi lebih banyak, mungkin merasa energinya terkuras habis. Bagi yang memberi lebih sedikit, mereka mungkin merasa sangat dicintai, dihargai, diperhatikan tanpa harus melakukan banyak hal dalam hubungan tersebut. Selengkapnya, berikut tanda hubungan sepihak yang terjadi antara pasangan.

1. Merasa selalu memulai duluan

Seseorang mungkin tak ahli dalam membuat rencana. Tetapi bisa dirasakan betul bagaimana orang tersebut mengupayakan hal yang sama untuk masa depan berdua. Menurut psikolog klinis Chloe Carmichael, Ph.D., dalam setiap hubungan ada memberi dan menerima. Masing-masing peran saling mengupayakan. Namun jika pasangan kurang peduli dan tidak mengupayakan untuk “memberi” atau membuat rencana berdua, bisa jadi tanda Anda berada dalam hubungan sepihak.

Ilustrasi tanda hubungan sepihak dalam berpasangan (Freepik)

2. Selalu menjaga percakapan tetap berjalan

Dalam hubungan berpasangan, tidak harus setiap jam memberi kabar. Tetapi yang paling penting, percakapan setiap orang yang berpasangan tetap berjalan. Tidak apa-apa jika pasangan Anda tidak suka banyak bicara. Bahkan tak apa tidak setiap waktu memberi kabar. Tetapi apakah pasangan Anda berkomunikasi dengan baik dan menawarkan rencana kencan berdua untuk berkomunikasi langsung? Jika selalu Anda yang menjaga percakapan tetap berjalan, ini tanda Anda berada dalam hubungan sepihak.

3. Mengakomodasi tingkat keintiman yang bermasalah

Pada awalnya, seseorang akan terbuka dengan pasangannya mengenai kebutuhan keintiman, baik fisikal maupun emosional. Tetapi karena ada masalah dalam keintiman, bukan berarti harus menormalisasi atau selalu menyesuaikan diri karena takut konsekuensi jika harus memperbaikinya.

Ilustrasi tanda hubungan sepihak dalam berpasangan (Freepik)

4. Tidak tertarik dengan kehidupan pasangannya

Dalam hubungan berpasangan, perlu saling memperhatikan, menghormati, dan menghargai. Kalau pasangan Anda tidak tertarik dengan kehidupan Anda di luar mereka, bisa jadi Anda sedang menjalani hubungan sepihak.

5. Pasangan sering membatalkan rencana

Tak apa menjadwalkan ulang momen bersama pasangan. Tetapi membatalkan kencan di waktu-waktu akhir tanpa merencanakan ulang jadwal dan sering dilakukan, artinya pasangan tidak berupaya keras menjaga hubungan tetap menyenangkan. Meski bukan pertanda buruk, tetapi kemungkinan besar menandai bahwa Anda yang lebih banyak berinvestasi pada rencana tersebut daripada pasangan Anda.

6. Pasangan beralasan pekerjaan yang membuat hubungan semakin berjarak

Ada banyak hal yang bisa jadi alasan seseorang dalam membangun jarak dengan pasangannya. Termasuk jika seseorang beralasan sibuk bekerja sehingga motivasi menjaga hubungan dengan pasangannya melemah. Jika mereka sering menggunakan pekerjaan untuk menghindari membuat rencana yang pasti atau membenarkan pemberian uang jaminan pada detik-detik terakhir, mereka mungkin menggunakan kehidupan profesional mereka sebagai penopang, kata Carmichael dilansir Women’s Health, Rabu, 3 Juli.

7. Pasangan jarang membicarakan masa depan

Sebagian besar hubungan berpasangan memiliki tujuan membangun masa depan bersama. Tetapi kalau pasangan Anda tidak pernah membicarakan masa depan, tampaknya perlu memperjelas ekspektasi masing-masing berdua. Jadi, jika seseorang menghindari membicarakan masa depan dengan Anda, hal itu biasanya karena dia tidak mau. Mungkin bukan karena pasangan Anda tidak melihatnya, tapi karena dia belum siap untuk mengungkapkannya secara lisan.

Di atas merupakan tanda hubungan sepihak dalam berpasangan. Kalau Anda mengalaminya, penting untuk berdiskusi berdua dengan pasangan Anda. Paling penting untuk dibicarakan berdua adalah mengenai batasan sehat, ekspektasi yang sejalan dua arah, dan menghargai serta menghormati keinginan masing-masing berdua.