PBB Sebut Perintah Evakuasi Israel di Khan Younis dan Rafah Jadi yang Terbesar di Gaza Sejak Oktober

JAKARTA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada hari Selasa, perintah otoritas Israel kepada warga Palestina untuk mengevakuasi daerah Khan Younis dan Rafah merupakan perintah terbesar di Jalur Gaza sejak 1,1 juta orang diperintahkan untuk meninggalkan daerah kantong tersebut pada Bulan Oktober.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan, perintah evakuasi hari Senin berlaku untuk sekitar sepertiga wilayah Gaza dan perkiraan awal dari badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA) menunjukkan, sekitar 250.000 orang mungkin saat ini tinggal di daerah tersebut.

Dujarric mengatakan "evakuasi dalam skala besar seperti itu hanya akan menambah penderitaan warga sipil dan mendorong kebutuhan kemanusiaan menjadi lebih tinggi lagi," melansir Reuters 3 Juli.

"Orang-orang dihadapkan pada pilihan yang mustahil, yaitu harus pindah, kemungkinan besar untuk kedua atau ketiga kalinya, ke daerah-daerah yang nyaris tidak memiliki tempat atau layanan, atau tetap tinggal di daerah-daerah di mana mereka tahu akan ada pertempuran sengit," katanya.

Sebelumnya, pasukan Israel membombardir beberapa wilayah di Jalur Gaza selatan pada Hari Selasa, menyebabkan warga Palestina mengungsi dari rumah mereka dalam apa yang bisa menjadi bagian dari dorongan terakhir operasi militer intensif Israel dalam sembilan bulan perang.

Militer Israel mengatakan, tindakan-tindakan telah diambil sebelum serangan untuk memungkinkan warga sipil mengungsi dari wilayah tersebut. Militer menuduh Hamas menggunakan infrastruktur sipil dan penduduk yang lebih luas sebagai tameng manusia.

Diketahui, perang di Gaza dimulai ketika Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, termasuk warga sipil dan tentara, kembali ke Gaza, menurut perhitungan Israel.

Terpisah, otoritas kesehatan Gaza pada Hari Selasa mengumumkan, jumlah korban jiwa warga Palestina akibat serangan Israel sejak 7 Oktober telah meningkat menjadi 37.925 orang, sementara 87.141 orang mengalami luka-luka. Mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak, dikutip dari WAFA.