Terdampak Pelemahan Rupiah, Pengusaha Bauksit Bilang Begini
JAKARTA - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) turut berdampak pada bisnis pertambangan khususnya bauksit.
Asal tahu saja, bauksit merupakan salah satu komoditas yang dilarang ekspor oleh pemerintah.
Plh Ketua Umum Asosiasi Bauksit dan Buruh Besi Indonesia (AP3BAI) Ronald Sulistyanto mengatakan, adanya pelemahan rupiah akan membawa dampak signifikan terhadap kelangsungan kegiatan penambangan khususnya bauksit di Indonesia.
"Tapi juga ada sisi lain yaitu positif dan negatif. Positifnya kalau kita jual artinya bisa ekspor tentu akan dapat hasil yang cukup baik karena itu mengunakan dolar. Tapi untuk komponen yang menggerakkan kegiatan dalam pertambangan itu juga menggunakan komponen dolar sehingga pasti kita akan mengalami akibat dari penguatan dolar," ujarnya dalam Mining Zone yang dikutip Selasa 2 Juli.
Dikatakan Ronald, produksi pertambangan bauksit sejatinya hampir sama dengan eprtambangan lainnya karena terdapat komponen dolar di dalamnya termasuk dalam penghitungan biaya untuk per tonnya menggunakan patokan dolar AS.
Dengan adanya penguatan dolar ini dikatakan memiliki pengaruh dlam nilai produksi bauksit.
Sedangkan perbedaan bauksit dengan komoditas lainnya, lanjut dia, komoditas lain diperbolehkan untuk melakukan ekspor, sementara untuk komoditas bauksit hingga saat ini masih belum diizinkan ekspor.
"Maka pengusaha bauksit akan menerima dampak ini sangat berat karena semua kegiatan produksinya baik peralatan dan penunjang lainnya semua kita datangkan dari luar negeri," beber Ronald.
Baca juga:
Ronald juga mengatakan, larangan ekspor dan sulitnya kegiatan produksi akibat pelemahan rupiah ini menjadi beban tersendiri dalam prospek penambangan ke depan selama pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan baru bagi pengusaha bauksit.
Lebih jauh, dia menyebutkan, strategi yang akan dilakukan oleh pengusaha bauksit di tengah perlemahan rupiah adalah melakukan efisiensi.
"Yang kita jadikan patokan yaitu RKAB. Apalagi RKAB sekarang ini 3 tahun sehingga harus berpikir RKAB 3 tahun ini bisa berjalan sesuai dengan keadaan yg memang kita hadapi," pungkas Ronald.