Lima Orang Tewas dalam Protes RUU Keuangan, Kelompok HAM Kenya Minta Penggunaan Peluru Tajam Dihentikan

JAKARTA - Kelompok-kelompok hak asasi manusia dan masyarakat sipil mengkritik tanggapan keras terhadap protes warga Kenya pada Hari Selasa.

Sedikitnya lima orang ditembak mati dan sekitar 31 orang terluka selama protes atas Rancangan Undang-Undang Keuangan yang digelar kemarin.

Dari jumlah tersebut, 13 orang terkena peluru tajam, empat orang terkena peluru karet, dan tiga orang terkena tabung peluncur, menurut pernyataan bersama Amnesty International Kenya, Asosiasi Medis Kenya, Masyarakat Hukum Kenya, dan Kelompok Kerja Reformasi Kepolisian Kenya.

"Penggunaan peluru tajam sekarang harus dihentikan," kata pernyataan tersebut, dilansir dari CNN 26 Juni.

Pernyataan bersama tersebut juga menuduh polisi menembaki pusat gawat darurat medis yang terletak di sebuah gereja. CNN telah menghubungi polisi Kenya untuk memberikan komentar.

"Meskipun pemerintah menjamin bahwa hak untuk berkumpul akan dilindungi dan difasilitasi, protes hari ini telah berubah menjadi kekerasan. Pengamat hak asasi manusia dan petugas medis telah melaporkan beberapa insiden pelanggaran hak asasi manusia," lanjutnya.

Demonstrasi, yang dipicu oleh RUU Keuangan 2024, telah menyaksikan warga berunjuk rasa di bawah janji "7 Hari Kemarahan," saat negara itu menghadapi lebih banyak hari pergolakan.

Minggu lalu, pemerintah membatalkan beberapa kenaikan pajak, termasuk pajak pertambahan nilai sebesar 16 persen yang diusulkan untuk roti bersama dengan pajak untuk kendaraan bermotor, minyak sayur, dan transfer uang melalui telepon seluler. Namun konsesi tersebut belum cukup untuk meredakan protes di tengah meningkatnya biaya hidup.

Adegan dramatis yang terjadi di ibu kota negara itu menyaksikan gedung-gedung pemerintah dibakar dan tongkat upacara dicuri dari Parlemen dalam perkelahian itu. Anggota parlemen Kenya dievakuasi dari Parlemen saat polisi menghadapi pengunjuk rasa, afiliasi CNN NTV Kenya melaporkan.

Situs pemantauan internet NetBlocks melaporkan "gangguan besar" pada konektivitas internet pada Hari Selasa.

Balai Kota Nairobi, kantor Gubernur Nairobi, juga dibakar, tayangan visual langsung dari afiliasi CNN Citizen TV menunjukkan. Api terlihat berkobar melalui jendela di lantai bawah, sementara jendela lain juga mengeluarkan asap. Menurut Citizen TV, beberapa orang terlihat memindahkan perabotan, termasuk kursi, dari gedung. Kendaraan yang diparkir di Mahkamah Agung Kenya, yang dekat dengan Balai Kota, juga dibakar.

Terpisah, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa meminta polisi dan pasukan keamanan Kenya untuk "menahan diri," kata juru bicaranya, Stephane Dujarric, pada Hari Selasa, seraya menambahkan Ia "sangat prihatin atas laporan kekerasan yang telah kita lihat."

Sedangkan Komisi Uni Afrika meminta semua pemangku kepentingan untuk menahan diri dari kekerasan lebih lanjut. Sebuah pernyataan dari badan tersebut mengatakan, ketua komisi itu, Moussa Faki Mahamat, mendesak "semua pemangku kepentingan untuk tetap tenang dan menahan diri dari kekerasan lebih lanjut.

Ia juga mengimbau para pemangku kepentingan nasional untuk terlibat dalam dialog yang konstruktif guna mengatasi isu-isu kontroversial yang menyebabkan protes demi kepentingan tertinggi Kenya."