Setelah Penantian 18 Tahun, Roma Akhirnya Dapatkan Ribuan Taksi Baru Atasi Krisis Transportasi
JAKARTA - Setelah penantian selama 18 tahun, Roma akhirnya akan mendapatkan ribuan taksi baru.
Wali Kota menyebut kedatangan armada baru sebagai upaya untuk mengakhiri kekurangan taksi yang sering membuat wisatawan dan penduduk setempat 'terlantar' di bawah sinar matahari atau pun di jalanan dengan kondisi basah kuyup.
Roma dan kota-kota lain di Italia memiliki jumlah taksi yang jauh lebih sedikit dibandingkan kota-kota lain di Eropa. Lobi-lobi aksi yang kuat menolak upaya untuk meningkatkan jumlah taksi atau menerima sepenuhnya kedatangan pesaing layanan ride-hailing seperti Uber.
Namun Wali Kota Roma Roberto Gualtieri mengatakan kepada Reuters kantornya bulan depan akan mengeluarkan tender untuk 1.000 izin taksi baru dan 2.000 izin Uber baru yang akan aktif pada Desember ketika Tahun Suci Katolik Roma dimulai.
Vatikan memperkirakan lebih dari 30 juta peziarah akan mengunjungi ibu kota Italia tahun depan, sehingga mengancam akan membebani layanan yang sudah terbatas.
“Kami telah dilumpuhkan oleh birokrasi, namun segalanya akhirnya membaik. Situasinya akan jauh lebih baik pada bulan November,” kata Gualtieri.
Baca juga:
- Tarif Impor Mobil Listrik China yang Dipatok Uni Eropa Diklaim Jerman Bukan Hukuman ke Tiongkok
- Dikritik Gara-gara 'Keliling Dunia' 10 Bulan Menjabat, PM Thailand Membela Diri
- Serangan Terbaru Rusia Dihalau Ukraina, 12 Rudal dan Drone Dijatuhkan
- Kapal Induk AS Tiba di Korea Selatan untuk Latihan Militer Gabungan
Saat ini, Roma hanya memiliki 7.800 taksi, tanpa izin baru yang dikeluarkan sejak tahun 2006, dan tambahan 1.000 mobil sewaan swasta eksekutif, yang juga berfungsi sebagai kendaraan Uber kelas atas.
Sebaliknya, London memiliki sekitar 19.000 taksi ditambah 96.000 kendaraan sewaan pribadi, menurut data tahun 2020, sementara Paris memiliki 18.500 taksi dan setidaknya 30.000 izin kendaraan pribadi.
Situs media sosial sering kali dibanjiri dengan cerita-cerita horor tentang orang-orang yang mengantre selama satu jam atau lebih di stasiun kereta api utama Roma, sementara aplikasi taksi pada jam-jam sibuk kesulitan menemukan taksi dan panggilan ke nomor pengiriman taksi terus berlanjut.
Koperasi pengemudi taksi mengatakan masalah sebenarnya adalah sistem transportasi umum di Roma tidak merata, sehingga mereka harus mengatasi tantangan tersebut.
Mereka juga mengatakan di luar musim ramai turis, tidak akan ada cukup pekerjaan jika dewan kota mengeluarkan lebih banyak izin.
Gualtieri mengatakan kantornya akan terus mengeluarkan izin baru meskipun ada protes dari pengemudi taksi. “Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi,” katanya.