Rupiah Anjlok Bikin Harga Material Mahal, Anggaran untuk Proyek IKN Bengkak?

JAKARTA - Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi akan berimbas ke harga barang-barang impor.

Dengan demikian, hal ini dapat memicu anggaran di beberapa proyek tersendat, termasuk untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sekaligus Plt Kepala Otorita IKN pun merespons hal tersebut.

Basuki menilai, dampak yang ditimbulkan tak hanya di mega proyek IKN saja, melainkan untuk proyek lainnya.

"Sebetulnya kalau akan berdampak tidak hanya di IKN. Tempat lain pun pasti akan berdampak," ujar Basuki saat ditemui wartawan di kantornya, Jumat, 21 Juni.

Dia mengaku, dampak tersebut akan dibahas dalam rapat Paripurna bersama Presiden Jokowi pada Senin pekan depan.

Mengutip laman Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), Jumat, 21 Juni, pada pukul 15.59 WIB, kurs rupiah berada di level harga Rp16.458 per dolar AS.

"Hari Senin nanti baru sidang kabinet paripurna buat bahas itu salah satunya. Nanti ada keputusan kahar nasional supaya yang lain bisa eskalasi," ucapnya.

Dia tak menampik situasi pelemahan rupiah saat ini memiliki kemiripan dengan situasi saat pandemi COVID-19.

"Dulu pas pandemi juga (anggaran) membengkak. Kan, situational. Makanya Bu Menkeu (Sri Mulyani) kan selalu bilang bahwa instrumen kami APBN. APBN sebagai instrumen untuk itu," tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto menyebut, terjadinya pelemahan rupiah lantaran saat ini kondisi perekonomian Amerika Serikat (AS) sedang membaik.

"Ya kami monitor saja. Karena, kan, memang terhadap berbagai currency USD kuat dan ekonomi AS memang membaik," kata Airlangga saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis, 20 Juni.

Menurutnya, Bank Indonesia (BI) pun akan terus memonitor hal tersebut setiap harinya.

"Kami monitor saja dan itu BI yang akan terus juga memonitor secara daily," ucapnya.