Profesor Brian Cox: Peradaban Kita Mungkin Segera Hancur, Namun Voyager 1 Tetap Bertahan
JAKARTA - Profesor fisika legendaris Inggris, Brian Cox, mengeluarkan peringatan yang mengejutkan tentang masa depan peradaban manusia. Dalam serangkaian posting di X, Cox menyatakan bahwa pesawat ruang angkasa buatan manusia bisa segera menjadi satu-satunya peninggalan dari peradaban kita yang semakin bodoh.
Komentar Profesor Cox muncul setelah NASA mengumumkan bahwa mereka berhasil memperbaiki probe Voyager 1 yang telah diluncurkan 47 tahun lalu. “Tidak pernah berhenti membuat saya takjub bahwa pesawat ruang angkasa yang diluncurkan pada tahun 1977 dapat diperbaiki dari jarak jauh dari Bumi,” tulis Cox.
Namun, tidak semua orang berbagi kekaguman Cox. Beberapa pengguna X menanggapi dengan cemoohan, termasuk keluhan tentang perangkat sehari-hari yang lebih dekat dengan rumah, seperti printer yang tidak terhubung. Cox membalas dengan sindiran, menyebutkan bahwa "beberapa tanggapan ini menunjukkan tingkat kebodohan yang mengisyaratkan bahwa tidak akan lama lagi pesawat ruang angkasa kita akan menjadi satu-satunya peninggalan peradaban kita yang semakin bodoh."
Profesor Cox juga menyentuh Paradox Fermi, yang mempertanyakan mengapa kita belum menemukan bukti peradaban luar angkasa meskipun probabilitas mereka tinggi.
“Sampai baru-baru ini, saya menduga bahwa jawaban untuk Paradox Fermi bisa ditemukan dalam biologi – sistem biologis yang kompleks sangat jarang,” katanya. “Namun, saya semakin berpendapat bahwa alasan dari Keheningan Besar adalah bahwa peradaban tak terelakkan dihancurkan oleh kebodohan mereka sendiri tak lama setelah menemukan internet.”
Voyager 1, yang telah berada lebih dari 15 miliar mil dari Bumi, telah mengirimkan data dari ruang antar bintang selama hampir 50 tahun sejak diluncurkan pada 1977. Pesawat ini terkenal karena mengirimkan salah satu gambar astronomi paling dihormati sepanjang masa – Pale Blue Dot, yang menunjukkan planet kita sebagai titik debu di luasnya ruang angkasa.
Baca juga:
Pada bulan November, Voyager 1 mengalami gangguan yang membuat data tentang lingkungannya dan kesehatan sistemnya sendiri tidak dapat dipahami oleh para ilmuwan NASA. Tim berhasil memperbaiki sebagian masalah tersebut pada bulan April dengan menginstruksikan pesawat untuk mulai mengirimkan data teknik, termasuk informasi tentang kesehatan dan statusnya. Pada bulan berikutnya, dua dari empat instrumen ilmiahnya diperbaiki setelah tim mengirimkan perintah lebih dari 15 miliar mil jauhnya.
Voyager 1 adalah objek buatan manusia pertama yang meninggalkan tata surya kita dan memasuki ruang antar bintang. Kembar identiknya, Voyager 2, berada 12,6 miliar mil (20 miliar kilometer) jauhnya dan juga masih berfungsi.
Melalui peringatan dan humor sarkastiknya, Profesor Cox menyoroti kerentanan peradaban manusia sambil merayakan pencapaian luar biasa teknologi manusia yang telah bertahan selama hampir setengah abad di luar angkasa.