39.000 Pelajar Sekolah Menengah di Gaza Gagal Ikuti Ujian Akhir Akibat Agresi Israel
JAKARTA - Puluhan ribu pelajar sekolah menengah di Jalur Gaza, Palestina gagal mengikuti ujin akhir akibat agresi Israel, dengan ratusan pelajar di antaranya tewas.
Kementerian Pendidikan Palestina pada Hari Kamis mengumumkan, serangan Israel yang terus berlangsung hingga saat ini, menyebabkan sekitar 39.000 siswa di Jalur Gaza gagal mengikuti ujian akhir.
Semula, kementerian menjadwalkan, ujian akhir sekolah menengah Tawjihi akan dimulai pada Hari Sabtu pekan ini, termasuk di Jalur Gaza.
Dalam sebuah pernyataan Hari Kamis, juru bicara Kementerian Sadiq al-Khudour mengungkapkan, sedikitnya 450 siswa sekolah menengah terbunuh sejak awal tahun ini akibat agresi Israel, di mana 430 siswa tewas di Gaza, sementara 20 lainnya di Tepi Barat, melansir WAFA 20 Juni.
Terlepas dari situasi yang menantang, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengakomodasi para pelajar Palestina dari Gaza yang saat ini berada di luar negeri.
Al-Khudour mencatat, sekitar 1.320 pelajar Palestina dari Gaza akan mengikuti ujian Tawjihi di 29 negara Arab. Di antara mereka, 1.090 siswa berada di Mesir.
Pihak kementerian mengatakan telah mendirikan ruang ujian terbesar di Mesir. Mereka juga mendirikan ruang khusus di Rusia, Turki dan Qatar. Selain itu, ujian juga akan diselenggarakan di kedutaan-kedutaan besar Negara Palestina di negara-negara lain.
Baca juga:
- Akui Israel Tidak akan Bisa Melenyapkan Hamas, IDF: Mereka Mengakar di Hati Rakyat
- Kim Jong-un Anugerahi Presiden Putin Tanda Kehormatan Korea Utara Order of Kim Il-sung
- Soroti Penandatanganan Perjanjian Baru Korea Utara-Rusia, Sekjen NATO: Kekuatan Otoriter Semakin Selaras
- Tiba di Hanoi Usai Kunjungi Korea Utara, Presiden Putin Sebut Persahabatan Rusia-Vietnam Teruji oleh Waktu
Diketahui, sejak konflik terbaru Hamas-Israel pecah di Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu, sekitar 37.396 warga Palestina tewas dan 85.523 lainnya luka-luka.
Sebagian besar korban merupakan anak-anak dan perempuan. Banyak korban yang masih berada di bawah reruntuhan dan di jalanan, dengan tim penyelamat dan medis tidak dapat menjangkau mereka.