Setelah Diparkir Bursa Hampir 2 Pekan, Saham Bank Milik Konglomerat Tony Winata Anjlok
JAKARTA - Saham PT Bank Artha Graha Internasional Tbk kembali diperdagangkan mulai sesi I hari ini, Selasa 16 Maret. Sebelumnya saham bank berkode saham INPC ini disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia sejak 4 Maret 2021.
Mengutip pengumuman BEI, suspensi atas perdagangan Saham PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC) di Pasar Reguler dan Pasar Tunai serta Waran Seri I PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC-W) di Seluruh Pasar dibuka kembali mulai perdagangan sesi I tanggal 16 Maret 2021.
Saat mulai kembali mengarungi perdagangan di pasar, harga saham INPC malah anjlok. Pantauan VOI pada pukul 11.1, saham INPC melemah 6,88 persen ke level Rp298.
Saham INPC ditransaksikan sebanyak 206 kali. Volume saham yang diperdagangkan sebanyak 9,33 juta lembar dengan nilai transaksi sebesar Rp2,78 miliar.
Sebagai informasi, BEI mensuspensi saham INPC pada 4 Maret 2021 dengan suatu alasan. Pihak bursa berasalan, terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham bank milik konglomerat Tomy Winata tersebut.
Di sisi lain, bank Artha Graha tengah berupaya berkomitmen melakukan pemenuhan modal inti minimum sebesar Rp3 triliun sebelum Desember 2022. Hal itu dilakukan Bank Artha Graha demi memenuhi kewajiban dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca juga:
- Bank Milik Konglomerat Tomy Winata Ini Kejar Pemenuhan Modal Inti Rp3 Triliun
- Wah, Bank yang Diakuisisi Konglomerat Chairul Tanjung Ini Diomelin Bursa
- Sri Mulyani: 1 Hari Itu 24 Jam, Jadi Meski Kamu Anak Chairul Tanjung, Tidak Mungkin Jadi 35 Jam
- Perusahaan Media Milik Konglomerat Aburizal Bakrie Dapat Dana Rp2,4 Triliun, Langsung Habis untuk Bayar Utang
Sebagaimana diketahui, OJK mewajibkan modal inti bank umum tahun lalu minimal Rp1 triliun, tahun ini Rp2 triliun, dan tahun depan wajib Rp3 triliun. Demikian seperti tercantum dalam peraturan OJK No 12/2020.
Sekretaris Perusahaan Bank Artha Graha, Susana menjelaskan, strategi untuk memenuhi ketentuan ini adalah perusahaan akan menerbitkan Long Term Notes (LTN) Obligasi Subordinasi (Subdebt) I Tahap II sebesar Rp300 miliar yang akan dilakukan pada pertengahan tahun ini.
"Ini sesuai dengan RBB atau Rencana Bisnis Bank perseroan yang telah disampaikan bahwa diproyeksikan penerbitan LTN Subordinasi I Tahap II sebesar Rp300 miliar akan dilakukan pertengahan tahun 2021," kata Susana, dikutip dari keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat 12 Maret.
Saat ini modal inti Bank Artha Graha adalah sebesar Rp2,6 triliun per tanggal 30 September 2020. LTN Subordinasi I Tahap I dan II, kata Susana, digunakan dalam rangka memperkuat permodalan untuk melakukan ekspansi usaha perseroan.