Tentara Uzur Ukraina Menunggu Bantuan Pejuang Muda Lawan Invasi Rusia
JAKARTA - Meringkuk dalam kegelapan dengan senapan otomatisnya, tentara Ukraina berusia 50 tahun "Bell" mengatakan dia berharap lebih banyak rekan senegaranya yang lebih muda untuk bergabung dalam perjuangan melawan invasi Rusia.
Menghadapi musuh yang lebih besar dan lebih lengkap, pasukan Ukraina sangat bergantung pada tentara tua seperti dia untuk mempertahankan negara dari serangan Rusia yang tiada henti.
“Mereka harus memahami bahwa tidak ada orang lain selain kami dan mereka yang akan melakukan hal ini,” katanya di tempat pelatihan di Ukraina timur, mengidentifikasi dirinya dengan tanda panggilnya dilanir Reuters, Jumat, 14 Juni.
Ukraina berada di bawah tekanan untuk memanggil lebih banyak pasukan ketika perang yang telah berlangsung selama 27 bulan terus berlanjut dan lebih sedikit sukarelawan yang bergabung dibandingkan pada bulan-bulan pertama perang.
Pihak berwenang baru-baru ini memperketat aturan mobilisasi dan menurunkan usia wajib militer menjadi 25 tahun. Pria hingga usia 60 tahun berhak untuk dipanggil.
Beberapa pejabat Ukraina memperkirakan usia rata-rata tentara Ukraina adalah lebih dari 40 tahun.
Reuters diberikan akses ke sesi pelatihan Brigade Mekanik ke-33 di wilayah Donetsk, di mana pasukan Moskow perlahan-lahan maju di beberapa wilayah.
Baca juga:
- Kasus Perampokan Toko Jam Tangan Mewah, Polisi Usut Dugaan Keterlibatan Pegawai
- Kemenag Bantah Anggota Timwas: Tak Ada Komersialisasi Layanan Kursi Roda oleh Petugas Haji
- Kasus Perampokan Jam Tangan Mewah, Tersangka 'Gambar' Sasaran Dua Hari
- KPK Bantah Tudingan Berpolitik karena Kasus Harun Masiku Ramai di Momentum Politik, Anggap Hanya Kebetulan
Pasukan diajari berbagai keterampilan, mulai dari membersihkan parit hingga mengoperasikan senapan mesin yang dipasang di truk. Beberapa telah dimobilisasi sementara yang lain bergabung.
Kepala sersan Brigade33, yang dipanggil Canada (44), mengatakan banyak dari prajurit yang saat ini dilatih berusia di atas 50 tahun, namun mereka lebih termotivasi dibandingkan prajurit yang lebih muda.
“Mereka paham kenapa mereka ada di sini, demi anak dan cucu mereka,” katanya.