Tari Kecak: Sejarah dan Keunikannya yang Terinspirasi dari Tarian Suci

YOGYAKARTA – Tari Kecak adalah salah satu kesenian yang berasal dari Pulau Dewata Bali, yang dipertunjukkan oleh para penari laki-laki dengan jumlah mulai dari 50 hingga 150 orang.

Para penari tersebut akan duduk melingkar sambil menyeruakan “cak” secara bersautan hingga membentuk irama khas Bali. Cerita Tari Kecak sendiri berkaitan dengan kisah Ramayana, yakni perlawanan Rama melawan Rahwana.

Saat ini Tari Kecak jadi salah satu warisan budaya sekaligus pertunjukkan khas Bali yang banyak diminati, baik turis lokal maupun mancanegara.

Sejarah Tari Kecak

Sejarah Tari Kecak dijelaskan oleh Ni Made Pira Erawati dalam karya ilmiahnya yang berjudul Pariwisata dan Budaya Kreatif: Sebuah Studi Tentang Tari Kecak di Bali yang diterbitkan di Jurnal Kalangwan memberi penjelasan tentang sejarah Tari Kecak.

Awalnya, konsep Tari Kecak yang didominasi oleh koor laki-laki diambil dari Tari Sang Hyang, tarian sakral dan suci yang hanya ditampilkan untuk mengusir wabah penyakit. Karena sakral tarian ini tak boleh dipentaskan secara sembarangan tanpa alasan spesifik. Bahkan jika tarian ini ditampilkan tanpa tujuan sakral dikhawatirkan kesakralan dan aura magisnya hilang.

Di sisi lain banyak orang ingin menikmati tarian Bali yang sakral namun terbentur aturan adat. Sebagai gantinya, Walter Spies yang merupakan seorang pelukis asal Jerman bersama temannya, Baryl de Zoete, bekerja sama dengan Wayan Limbak, seniman tari asal Bali.

Pada tahun 1930-an kemudian terciptakan tarian Kecak yang terinspirasi dari tari Sang Hyang dengan disisipi cerita epos Ramayana, yakni potongan pertempuran Subali dengan Sugriwa, atau perlawanan Rama terhadap Rahwana yang menculik Dewi Sita.

Keunikan Tari Kecak

Keunikan Tari Kecak jadi alasan mengapa banyak wisatawan yang datang ke Bali ingin menikmati pertunjukan tersebut. Keunikan yang bisa ditemukan adalah sebagai berikut.

  1. Jumlah Penari Bisa Capai Ribuan

Tarian Kecak benar-benar mengandalkan kekompakan dan konsentrasi karena jumlah penarinya bisa dilakukan sebanyak 50 orang. Bahkan, tarian ini pernah dipentaskan dengan jumlah penari sebanyak 5.000 orang.

Susunan tarian kecak biasanya terdiri dari pemimpin yang memberi nada awal, penari tekanan nada tinggi atau rendah, kemudian penari yang jadi pengantar alur cerita.

  1. Properti yang Khas Bali

Tari Kecak menggunakan properti khas Bali yakni bara api, bunga kamboja, gelang lonceng kerincing, selendang hitam-putih, topeng, dan sesaji. Tidak hanya jadi pelengkap, properti tersebut juga menyiratkan makna yang dalam terutama tentang konsep baik dan buruk.

  1. Tak Perlu Menggunakan Iringan Musik

Tari Kecak bisa digelar tanpa iringan musik. Pasalnya tarian ini benar-benar menonjolkan kemampuan vokal dan konsentrasi para penarinya. Meski terlihat mudah, tidak semua orang mampu menjadi penari Kecak.

  1. Didominasi oleh Koor Dibanding Penari

Tarian Kecak sendiri pada dasarnya didominasi oleh koor laki-laki, sedangkan penari yang benar-benar melakukan tarian jumlahnya lebih sedikit.

Itulah informasi terkait Tari Kecak. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.