15 Maret dalam Sejarah: Liverpool Didirikan Agar Anfield Tak Kosong setelah Ditinggal Everton

JAKARTA - Pada 15 Maret 1892, di rumah John Houlding di Anfield Road, keputusan mendirikan klub sepak bola Liverpool dibulatkan. Pendirian Liverpool adalah respons dari kepindahan Everton ke Goodison Park. Jalan menuju momen berdirinya Liverpool berbelit dan penuh konflik.

Mengutip laman liverpoolfc.com, sebelumnya terdapat perselisihan tentang jumlah sewa yang dikenakan Houlding kepada Everton. Selisih itu menyebabkan perpecahan seismik di dalam klub.

Perwakilan bertemu tanpa kehadiran Houlding untuk membahas kemungkinan pindah dari Anfield ke sebidang tanah yang nantinya akan menjadi Goodison Park. Pertemuan bergejolak dari anggota Everton berakhir dengan Houlding dicopot dari posisi presiden.

Setelah Everton pindah ke Goodison Park, Houlding yang memiliki hak atas Stadion Anfield mendapati kondisi tak ada tim yang akan bermain di lapangannya. Selalu menjadi orang yang praktis, Houlding dengan cepat memutuskan mendirikan klubnya sendiri: Liverpool FC.

Liverpool menjadi anggota Football League pada 1893 dan kemudian promosi ke Divisi I setelah semusim berada di Divisi II. Liverpool kemudian memantapkan diri jadi salah satu klub terbaik Inggris dengan memenangi gelar Liga pada 1901, 1906, 1922, dan 1923.

Mengutip Footbal History, Liverpool terbilang sangat populer saat itu. Namun Liverpool tidak terlalu konsisten pada periode pasca-Perang Dunia II.

Setelah mengklaim gelar liga keempat pada 1947, Liverpool memasuki periode biasa-biasa saja, yang memuncak dengan degradasi mereka ke Divisi II pada 1954. Segalanya berubah jadi lebih baik ketika Bill Shankly dipekerjakan sebagai manajer tim.

Bagaimanapun, prioritas Shankly adalah membebaskan seluruh regu tim utama. Dia kemudian mengubah ruang penyimpanan klub menjadi tempat pertemuan rahasia para pelatih selama tiga dekade berikutnya.

Metode Shankly yang tak ortodoks membuahkan hasil. Setelah kembali ke Divisi I pada 1962, Liverpool memenangi liga dalam dua tahun kemudian.

Selama masa jabatan Shankly, Liverpool mengklaim dua gelar, yaitu 1966 dan 1973. Liverpool juga memenangi dua Piala FA (1965, 1974) serta trofi Eropa pertama mereka: Piala UEFA 1973.

Pada 1974, Shankly mengundurkan diri sebagai manajer karena perlu istirahat. Shankly memberikan tongkat estafet manajer klub ke asistennya, Bob Paisley.

Di bawah Paisley, Liverpool adalah tim yang sangat konsisten. Selama sembilan tahun bertugas, klub memenangi enam gelar dan tiga Piala Liga yang luar biasa.

Kekuasaan mereka menyebar ke seluruh Eropa juga, dengan Liverpool memenangi satu Piala UEFA dan tiga Piala Eropa dalam periode antara 1976 dan 1981. Setelah Paisley pensiun pada 1983, asistennya, Joe Fagan melanjutkan tradisi sukses.

Tragedi Heysel dan Hillsborough

Pada 1985, Liverpool menghadapi Juventus di final Piala Eropa. Kira-kira satu jam sebelum final Juventus-Liverpool dimulai, pendukung Liverpool menyerang pendukung Juventus dan melanggar batas pagar yang memisahkan mereka dari "area netral".

Penyebab amukan masih diperdebatkan: Banyak yang menyalahkan fans Italia karena memicu kekerasan. Namun klaim tersebut dibantah oleh sejumlah saksi mata. Klaim itu dikritik habis karena dianggap tak berdasar.

Penggemar Juventus berlari kembali ke teras dan menjauh dari ancaman ke tembok penahan beton. Kipas yang sudah berdiri di dekat dinding hancur. Akhirnya tembok itu runtuh, memungkinkan orang lain untuk melarikan diri.

Banyak orang memanjat ke tempat aman. Tetapi lainnya meninggal atau terluka parah. Pertandingan tetap berjalan meski bencana tengah melanda tribun. Juventus menang 1-0. Peristiwa tersebut menyebabkan klub sepak bola Inggris dilarang berlaga di Eropa selama lima tahun.  

Dengan absennya pertandingan di Eropa, Liverpool mulai fokus pada kompetisi domestik. Tetapi setelah memenang dua gelar Liga lagi pada 1986 dan 1988 serta Piala FA pada 1985, tragedi kembali terjadi.

Pada semifinal Piala FA 1989 antara Liverpool dan Nottingham Forest, 94 pendukung tewas dalam himpitan kerumunan setelah pertandingan dimulai. Sampai hari ini, bencana Hillsborough tetap menjadi bencana stadion terburuk dalam sepak bola Inggris.

SEJARAH HARI INI Lainnya