Langkah Antisipasi Pemerintah Cegah Penyebaran COVID-19

JAKARTA - Pemerintah berencana melakukan screening massal kepada masyarakat yang berpotensi terjangkit virus corona atau COVID-19.

Juru bicara bicara penanganan virus corona atau COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan, rencana itu segara terealisasikan dalam waktu dekat. Tapi, mesti menunggu ketersediaan alat pemeriksaan yang masih dalam pengiriman.

"Pemerintah sudah merencanakan untuk akan dilaksanakan pemeriksaan secara massal. Dikonotasikan pemeriksaan secara massal adalah pemeriksaan terhadap orang yang memiliki peluang untuk kontak dengan kasus positif," ucap Yuri dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube, Jumat, 20 Maret.

Pemerintah sudah membeli satu juta kit rapid test atau tes cepat untuk pengecekan virus corona ini. Alat tersebut dikirim secara berkala lewat jalur udara. Berdasarkan data yang ada, saat ini, pemerintah sudah menerima 2.000 kit. Kemudian, diperkirakan esok hari akan kembali menerima dengan jumlah yang sama.

Selanjutnya, perangkat tes cepat itu akan disebar ke seluruh rumah sakit rujukan dan dinas kesehatan. Sehingga, rencana untuk melakukan screening secara massal segera teralisasi.

Selain itu, pemerintah juga sudah membeli berbagai alat pelindung diri (APD) yang diperuntukan bagi tenaga medis. Sehingga, dalam proses penanganan kasus positif, pihak rumah sakir rujukan tak lagi mengalami kendala perihal keterbatasan APD.

"Kemudian APD juga sudah kita dapatkan sekitar 10 ribu lebih, kemudian masker juga sekitar 150 ribu, kemudian sarung tangan dan sebagainya," kata Yuri.

Dengan telah tersedianya berbagai alat kesehatan untuk penanganan dan pencegahan COVID-19, maka tinggal menjalankannya. Untuk itu, seluruh pihak rumah sakit rujukan diminta segera berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat guna pendistribusian alat tersebut.

"Artinya posisi logistik kita untuk layanan perawatan di rumah sakit cukup, sudah barang tentu para pelaksana di rumah sakit silahkan untuk kemudian mengaksesnya melalui dinas kesehatan provinsi," kata Yuri.

Ratusan ribu masyarakat berpotensi terjangit

Langkah screening ini perlu segera dilakukan karena pemerintah menduga ada sekitar 700 ribu orang yang berpotensi besar untuk terjangkit virus tersebut.

"Data perhitungan yang kita miliki, 'population at risk' atau jumlah kelompok orang yang berisiko, pada kisaran angka 600 ribu sampai 700 ribu," ungkap Yuri.

Pemeriksaan secara massal ini akan dilakukan melalui analisi risiko, di mana hanya orang-orang yang potensi besar untuk tertular yang akan menjalaninya. Analisis risiko diartikan sebagai riyawat kontak dengan pasien positif COVID-19.

Dalam rapid test massal ini tidak menggunakan metode sampel swab, tapi dengan pengambilan darah yang hasilnya bisa diketahui hanya dalam hitungan menit. Sehingga, proses penanganan virus corona bisa lebih cepat.

"Darah diambil sedikit dan kemudian dilakukan pemeriksaan dengan alat dengan kit sehingga kemudian dalam waktu kurang dari 2 menit maka akan bisa kita selesaikan hasilnya," tandas Yuri.