Stroke Ringan Sembuh Berapa Lama? Begini Penjelasan Lengkapnya
YOGYAKARTA – Stroke terjadi ketika suatu bagian otak tidak menerima cukup darah akibat penyumbatan atau arteri yang menuju suatu bagian di otak pecah. Stroke termasuk penyebab kecacatan dan kematian nomer lima di Amerika Serikat. Berdasarkan hasil Riskesdas, prevalensi stroke di Indonesia meningkat 56 persen dari 7 per 1000 penduduk pada tahun 2013. Pada tahun 2018, prevalensi meningkat menjadi 10,9 per 1000 penduduk. Stroke juga termasuk penyakit dengan pengeluaran paling mahal ke dua dalam pemulihan dan pengobatannya.
Setelah seseorang mengalami stroke ringan, ia membutuhkan satu atau lebih terapi untuk pemulihan. Pasien juga memerlukan obat-obatan untuk mengatasi kondisi yang mendasari, alat bantu, atau pemulihan. Bagi seseorang yang pernah mengalami stroke ringan yang menyebabkan kerusakan pada otak, memerlukan terapi lebih sedikit dan lebih cepat pulih. Namun tentu saja dipengaruhi sejumlah faktor yang mendukung penyembuhan.
Terapi rehabilitasi salah satunya, bertujuan membantu seseorang kembali mempelajari keterampilan yang mungkin hilang akibat kerusakan otak karena stroke. Tujuan kedua, membantu mencegah orang tersebut mengalami komplikasi medis, seperti infeksi saluran kemih, pneumonia, atau cedera akibat jatuh. Terapi rehabilitasi mencakup terapi bicara, terapi melakukan pekerjaan tertentu, terapi fisik, psikoterapi, terapi rekreasi, dan terapi yang membantu menggunakan waktu luangnya dan meningkatkan kesehatan, kualitas hidup, dan kemandirian.
Terapi apa yang perlu dilakukan, biasanya ditentukan oleh dokter yang menangani. Selama dan setelah terapi, seseorang mungkin memerlukan alat bantu. Seperti alat bantu mobilitas, misalnya tongkat, kruk, alat bantu jalan, atau alat lain yang mencegah jatuh. Terapi dengan bantuan teknologi, mungkin juga bisa dilakukan. Diantaranya mencakup virtual reality, program tertentu pada komputer, dan perangkat robotik.
Perangkat yang menggunakan elekroensefalografi, misalnya. Perangkat ini secara non invasive mengirim sinyal dari otak ke tablet kemudian menyampaikan ke alat elektronik yang kemudian membantu melakukan gerakan yang diinginkan. Untuk memakainya, orang memerlukan resep. Artinya mungkin tidak cocok untuk semua orang yang pernah mengalami stroke.
Untuk pengobatan, harus dilakukan sesuai anjuran dokter yang menangani. Biasanya obat yang diresepkan, berupa antitrombotik dan trombolitik yang melarutkan atau memecah bekuan darah. Obat-obatan ini juga dapat membantu mencegah dan mengobati stroke.
Selain terapi dan pengobatan, seseorang yang baru pulih dari stroke dan orang-orang terdekatnya bisa juga mengikuti terapi atau kursus tertentu terkait merawat pasien stroke. Misalnya pengetahuan tentang nutrisi, penyuluhan, pekerjaan sosial, kelompok pendukung stroke, dan program pendidikan.
Baca juga:
Lantas setelah menjalani terapi untuk pemulihan, stroke ringan apakah bisa sembuh dan memakan waktu berapa lama? Waktu pemulihan stroke sangat bervariasi pada setiap orangnya. Seseorang bisa mulai layanan rehabilitasi dalam waktu 2 hari setelah stroke. Layanan rehabilitasi ini tersedia di rumah sakit. Lamanya pemulihan, bisa selama beberapa minggu hingga bertahun-tahun. Beberapa orang ada yang pulih sepenuhnya dari stroke ringan. Tetapi ada pula yang mungkin mengalami cacat seumur hidup.
Faktor yang memengaruhi lama pemulihan stroke ringan dan bisa pulih sepenuhnya atau tidak, antara lain usia, tingkat keparahan kerusakan otak. Disamping itu, melansir Medical News Today, Jumat, 7Juni, tingkat keparahan kondisi medis, kerjasama teman dan keluarga, tingkat kewaspadaan mereka waktu rehabilitasi, intensitas program rehabilitasi, lingkungan rumah dan kerja untuk masalah keselamatan juga memengaruhi lama cepatnya pasien stroke ringan sembuh.