Joe Biden Bakal Bertemu Presiden Ukraina di Normandia

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat berada di Normandia, Prancis, menurut penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan.

“Saat dia berada di Normandia, dia akan memiliki kesempatan untuk duduk bersama Presiden Zelensky dan berdiskusi dengannya untuk membicarakan keadaan di Ukraina dan bagaimana kami dapat melanjutkan dan memperdalam dukungan kami untuk Ukraina,” kata Sullivan kepada wartawan dalam perjalanan ke Prancis dilansir CNN, Rabu, 5 Juni.

Biden dan Zelensky akan berada di Prancis untuk memperingati 80 tahun D-Day, momen yang semakin tepat mengingat invasi Rusia ke Ukraina telah menyebabkan perang darat skala besar kembali ke Eropa untuk pertama kalinya sejak tahun 1945.

Turut hadir dalam peringatan tersebut adalah para veteran invasi lintas laut yang bersejarah serta banyak kepala negara dan pemerintahan lainnya – termasuk Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. CNN sebelumnya melaporkan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menerima undangan tersebut, menurut sumber kepresidenan Prancis.

Sullivan mengatakan Biden juga diperkirakan akan bertemu dengan Zelensky pada pertemuan G7 di Italia pekan depan.

“Dalam waktu lebih dari seminggu, presiden akan melakukan dua pertemuan substantif dengan Presiden Zelensky,” kata Sullivan.

Kedua pemimpin terakhir kali bertemu langsung ketika Zelensky berada di Washington, DC, pada Desember 2023 untuk menyampaikan permohonan bantuan militer dan ekonomi secara langsung.

 

Biden pada April 2024 menandatangani rancangan undang-undang yang menyediakan bantuan lebih dari USD 60 miliar untuk sekutu AS tersebut setelah beberapa bulan perselisihan politik di Capitol Hill.

Penundaan ini membuat pasukan Ukraina kalah secara signifikan dalam menghadapi Rusia, yang melancarkan serangan mendadak di wilayah timur laut Kharkiv bulan lalu.

Sullivan mengatakan AS berencana mengumumkan pengiriman tambahan “kemampuan substansial ke Ukraina,” namun ia menjelaskan AS tidak akan mengirim personel militer ke negara tersebut, bahkan dalam kapasitas pelatihan.

“Saya ingin menunjukkan bahwa Amerika Serikat telah membangun infrastruktur pelatihan yang substansial di Jerman. Mereka telah melatih ribuan tentara Ukraina dengan peralatan buatan Barat. Kami siap untuk melanjutkan dan memperluas pelatihan itu,” katanya kepada wartawan. “Kami telah mengkomunikasikannya langsung kepada pihak Ukraina.”