Pagi-pagi Bikin Rusuh, 'Invasi' Ayam Liar Bikin Kehidupan Warga Desa Norfolk Inggris Terganggu
JAKARTA - Ratusan ayam liar telah mengambil alih sebuah jalur di Snettisham, Desa Norfolk, Inggris. Ayam-ayam ini mengganggu kehidupan penduduk yang tenang dengan suara berisik pada pagi hari.
Tak hanya bersisik, gerombolan ayam ini juga memasuki areal kebun sehingga memancing amarah penduduk untuk lakukan pengusiran. Ayam liar berjumlah sekitar 100.
Pada pukul 4 pagi, ayam-ayam ini mulai berkotek mengganggu ketenangan desa. Mereka juga tidak memiliki masalah menyerang kebun dan mematuk bunga dan sayuran dalam pencarian makanan tanpa henti.
Asal usul populasi ayam liar Snettisham dapat ditelusuri kembali ke peruntukan terdekat. Ketika pemiliknya meninggal beberapa dekade yang lalu, ayam-ayam itu dibiarkan berkeliaran, mencari makan sendiri dan secara bertahap berkembang biak dan menjadi bagian tetap desa.
Situasi ini telah meningkatkan ketegangan antara penduduk setempat dan pengunjung. Orang luar yang berhenti untuk memberi makan ayam telah menarik tikus dan menyebabkan kotoran menumpuk.
Dilansir dari Mirror, Kamis, 30 Mei, salah satu pengunjung yang kerap memberi makan ayam bahkan sempat diprotes penduduk yang frustasi.
Richard Matthews, 48, juru lelang Cruso & Wilkin, telah menyaksikan pesona pedesaan ini sejak dia mulai bekerja di sana 30 tahun lalu. Meskipun ayam itu sendiri tidak berbahaya, Matthews mengakui beberapa kekhawatiran.
"Beberapa orang mengeluh tentang tikus di mana ayam diberi makan, tetapi jika Anda tinggal di pedesaan, Anda harus mengharapkannya," katanya kepada The Telegraph dikutip via Mirror.
Kedatangan warga baru telah menimbulkan ketegangan yang tak terduga.
"Rumah-rumah baru ini muncul selama penguncian," Matthews menjelaskan, menunjuk ke rumah tiga dan empat kamar tidur yang baru dibangun yang sekarang berdiri di tempat ladang dulu berada. "Tiba-tiba, para pemilik menyadari bahwa mereka mendapatkan paduan suara pagi.”
Vanessa Taylor (72) yang telah memberi makan ayam-ayam di dekat Common Road selama dua tahun terakhir mengatakan dia bingung dengan keributan yang tiba-tiba itu.
"Jika Anda pindah ke sini, Anda harus tuli dan buta untuk tidak mendengar atau melihat mereka sebelum Anda membeli properti," katanya.
Dewan Paroki Snettisham mengulurkan tangan untuk Memulai yang Baru bagi Ayam setelah banyak keluhan tentang ayam, terutama mengenai ketidakseimbangan ayam jantan dengan ayam betina. Vicky Sewell, seorang sukarelawan di badan amal tersebut, menekankan kebijakan larangan pemusnahan mereka yang ketat. Selanjutnya, dalam rapat Memorial Hall disepakati untuk mengambil langkah-langkah pengurangan populasi ayam.
Baca juga:
- MA Ubah Batas Usia Cagub-Cawagub, Bolehkan Baru Berusia 30 Saat Dilantik
- Keputusan di Tangan Prabowo, Gerindra Tegaskan Tak Buka Pendaftaran Calon di Pilgub DKI
- Sebut Warga Jaktim Ingin Budisatrio Nyagub, Gerindra: Mungkin karena Good Looking
- OPM Kembali Berulah, Bakar Kios dan Sekolah di Paniai Papua
Namun, Taylor percaya untuk membiarkan burung-burung itu berkeliaran dengan bebas. "Jika seseorang akan melakukan sesuatu, itu harus mereka semua, dengan baik dan manusiawi," katanya. "Mereka harus membawa mereka ke hutan daripada memasukkannya ke dalam kandang-itu akan terlalu kejam.
"Dia melihat orang-orang menganiaya burung-burung itu tetapi bersikeras bahwa mereka adalah hewan yang mengalami rasa sakit, kelaparan, dan kegembiraan.