Karyawan di Bali Mengaku Dianiaya 2 WNA, Mobil Disita dan Diperas Rp400 Juta

DENPASAR - Seorang pria asal Jombang, Jawa Timur, berinisial R (44) yang tinggal di Kuta Utara, Badung, Bali, mengaku menjadi korban penganiayaan oleh dua pria Warga Negara Asing (WNA) di Bali.

Korban melaporkan kejadian ke Polda Bali dengan Nomor LP/B/386/V/2024/SPKT/POLDA BALI, pada Jumat (24/5).

"Korban melaporkan ke SPKT Polda Bali, pada Jumat. Korban, karyawan swasta asal Jombang, Jawa Timur," kata Kabid Humas Polda Bali, Kombes Jansen Avitus Panjaitan, Senin, 27 Mei.

Kronologisnya, pada Jumat (17/5) korban dihubungi oleh orang yang mengaku berinisial TC, WN Australia. Saat itu, TC meminta korban datang ke Warung Made, di Jalan Raya Seminyak, Kacamata, Kabupaten Badung, Bali, dengan maksud untuk pembayaran utang.

Korban lantas mendatangi Warung Made bersama teman-temannya bertemu dengan TC dan WNA lainnya berinisial MR.

WN Australia TC mengatakan korban masih memilik utang. Namun korban mengatakan sudah membayarnya dengan bukti transfer yang dimiliki korban.

WN berinisial MR lantas mengatakan korban belum membayar sisa utang dan korban dipaksa untuk mengakui korban masih memiliki utang dengan cara diintimidasi dan tidak diperbolehkan pulang.

"Selanjutnya MR memukul dada pelapor (korban) dan TC memukul pelapor bagian kepala belakang," imbuhnya.

 

Tak sampai di situ, setelah itu korban dipaksa untuk menandatangani surat pernyataan yang isinya korban masih memiliki utang sebesar Rp810.000.000 dan hari itu juga korban harus membayar Rp400.000.000 dan sisa sebesar Rp410.000.000 dibayarkan pada tanggal 31 Mei 2024. 

Akhirnya korban mentransfer sebesar Rp400.000.000 ke rekening PT UBC. MR saat itu meminta jaminan berupa mobil  Honda Mobilio warna putih DK-1695-FW milik korban.

Kata pelaku MR, mobil korban akan dikembalikan jika korban sudah membayar sisa utangnya tersebut.

"Dengan adanya kejadian tersebut korban mengalami kerugian sebesar Rp 1.026.000.000. Permasalahan ini akan ditindaklanjuti dan proses sesuai hukum yang berlaku di Ditreskrimum Polda Bali," ujarnya.