Militer Israel Klaim Serangan di Rafah Presisi dan Berdasarkan Intelijen, Tewaskan Komandan Senior Hamas
JAKARTA - Israel Defense Forces (IDF) mengklaim serangan mereka di Rafah dilakukan berdasarkan intelijen dan presisi, menewaskan komandan senior kelompok militan Hamas, saat puluhan warga sipil dilaporkan tewas.
Militer Israel mengklaim angkatan udaranya menyerang kompleks Hamas di Rafah dengan amunisi yang presisi dan berdasarkan intelijen yang tepat, menewaskan pejabat senior Hamas.
IDF mengatakan, komandan markas besar Hamas di Tepi Barat dan seorang pejabat tinggi lainnya kelompok itu tewas dalam serangan tadi malam.
Markas besar Tepi Barat adalah unit Hamas yang bertugas melancarkan serangan terhadap Israel dari atau di Tepi Barat, kata IDF, dikutip dari The Times of Israel 27 Mei.
Serangan tersebut terjadi di lingkungan Tel Al-Sultan di Rafah barat, tempat ribuan orang berlindung setelah banyak yang meninggalkan wilayah timur kota tersebut, tempat pasukan Israel memulai serangan darat lebih dari dua minggu lalu.
Yassin Rabia, kepala markas besar Tepi Barat dan Khaled Najjar, anggota senior unit lainnya, tewas dalam serangan di daerah Tel Sultan di barat laut Rafah, kata IDF.
Rabia, menurut IDF, "mengelola seluruh jajaran militer di markas besar Tepi Barat, terlibat dalam transfer dana untuk tujuan teror dan mengarahkan serangan oleh agen Hamas” di Tepi Barat. IDF juga mengatakan Rabia sendiri melakukan beberapa serangan mematikan, pada tahun 2001 dan 2002, menewaskan tentara Israel.
Sementara, Najjar terlibat dalam mengarahkan serangan penembakan dan kegiatan teror lainnya di Tepi Barat, serta juga terlibat dalam menyalurkan dana ke operasi Hamas, kata militer.
Najjar juga melakukan beberapa serangan antara tahun 2001 dan 2003, menurut IDF, menewaskan warga sipil dan membunuh serta melukai tentara.
Sebelumnya, Otoritas Palestina mengatakan puluhan warga sipil tewas akibat serang Israel ke wilayah yang dikatakan sebagai daerah pengungsian yang sebelumnya dikatakan Israel sebagai zona aman.
Kantor berita WAFA mengutip, sumber-sumber lokal melaporkan, sedikitnya 40 warga sipil tewas dan lainnya terluka, kebanyakan anak-anak dan perempuan, akibat pemboman Israel dengan setidaknya delapan rudal terhadap tenda-tenda pengungsi di barat laut kota Rafah, selatan Jalur Gaza.
Baca juga:
- Menhan Gallant Pastikan Israel Terus Berupaya Membebaskan Sandera Melalui Negosiasi dan Aksi Militer
- Korban Tewas Tembus 35.984 Jiwa, Menhan Spanyol Gambarkan Situasi di Gaza sebagai 'Genosida yang Nyata'
- Minta Presiden Biden dan Xi Jinping Bergabung di Swiss, Zelensky: Tolong, Tunjukkan Kepemimpinan Anda
IDF mengatakan mereka sadar bahwa serangan dan kebakaran yang dipicu oleh serangan tersebut menimbulkan korban sipil. Dikatakan, pihaknya melakukan penyelidikan.
"IDF mengetahui laporan yang menunjukkan bahwa akibat serangan dan kebakaran yang terjadi, beberapa warga sipil di daerah tersebut terluka. Insiden tersebut sedang ditinjau," kata IDF dikutip dari Reuters.
Pejabat Gaza maupun Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan, wilayah sasaran serangan itu adalah kamp pengungsian yang baru-baru ini didirikan di dekat gudang Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di barat laut Rafah.