Neraca Perdagangan Jasa Defisit 4,4 Miliar Dolar AS di Kuartal Pertama 2024
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) ungkapkan, neraca perdagangan jasa mengalami defisit sebesar 4,4 miliar dolar AS pada kuartal I-2024, lebih rendah dibandingkan defisit pada kuartal sebelumnya yang tercatat 5 miliar dolar AS.
"Penurunan defisit neraca jasa tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan surplus jasa perjalanan dan penurunan defisit telekomunikasi, komputer dan informasi, serta jasa keuangan," tulis laporan BI soal Neraca Pembayaran Indonesia, dikutip Minggu, 26 Mei.
Pada laporan tersebut, jasa transportasi masih menjadi komponen terbesar penyumbang defisit neraca jasa. Tercatat, jasa transportasi mengalami defisit sebesar 2,4 miliar dolar AS pada kuartal I-2024 atau relatif sama dengan kuartal sebelumnya.
Impor jasa transportasi meningkat terutama didorong kenaikan jasa transportasi penumpang, sejalan dengan kenaikan jumlah kunjungan wisatawan nasional ke luar negeri.
Disisi lain, ekspor jasa transportasi juga meningkat didorong kenaikan penerimaan jasa pengangkutan barang seiring naiknya rate freight di awal tahun dampak dari ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Kemudian, neraca jasa perjalanan pada kuartal I-2024 membubukan peningkatan surplus 1,1 miliar dolar AS dari periode sebelumnya 0,8 miliar dolar AS. Kinerja positif tersebut terutama bersumber dari peningkatan penerimaan jasa perjalanan.
Selain itu, perkembangan tersebut disebabkan oleh peningkatan pembayaran imbal hasil atas investasi asing yang melampaui peningkatan penerimaan pendapatan hasil investasi residen diluar negeri.
Selanjutnya, penerimaan jasa perjalanan dari wisatawan mancanegara (wisman) sebesar 3,6 miliar dolar AS, atau lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal IV-2023 yang sebesar 3,5 miliar dolar AS.
Baca juga:
Adapun, peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh meningkatnya pengeluaran wisman selama kunjungan ke Indonesia yang didominasi oleh kenaikan wisman asal China.
Sedangkan, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada kuartal I-2024 mencapai 3 juta orang, menurun sebanyak 23 ribu orang dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.