Bagikan:

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia Desember 2023 mengalami surplus 3,31 miliar dolar AS atau naik sebesar 0,90 miliar dolar AS secara bulanan. Artinya, neraca perdagangan Indonesia kembali surpus selama 44 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

"Dengan demikian Neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 44 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS, Pudji Ismatini dalam rilis Berita Resmi Statistik (BRS) BPS, Senin 15 Januari 2024.

Pudji menyampaikan surplus bulan Desember 2023 meningkat jika dibandingkan bulan sebelumnya, namun lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu.

Pudji menambahkan surplus neraca perdagangan pada Desember 2023 diperoleh dari transaksi perdagangan komoditas non migas yaitu sebesar 5,20 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang surplus utamnya adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan atau nabati, kemudian besi dan baja.

"Surplus neraca perdagangan nonmigas Desember 2023 lebih tinggi jika dibandingkan bulan lalu, namun lebih rendah dengan Desember tahun 2022," ujarnya.

Sementara itu, pada saat yang sama neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit 1,89 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah.

"Defisit neraca perdagangan migas Desember 2023 ini lebih rendah dari bulan sebelumnya, namun lebih tinggi dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu," Jelasnya.

Pudji mengungkapkan secara kumulatif hingga Desember 2023 sebesar 36,93 miliar dolar AS, atau turun 17,52 miliar dolar AS dari tahun sebelumnya.

“Surplus neraca perdagangan pada tahun 2023 ini menurun sekitar 33,46 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya,” ujar Pudji.

Pudji menyampaikan penurunan surplus neraca perdagangan di sepanjang tahun 2023 didorong oleh penurunan kinerja ekspor maupun impor.

Adapun, total nilai ekspor di sepanjang Januari 2023 hingga Desember 2023 sebesar 258,82 miliar dolar AS atau turun 11,33 persen. Sedangkan nilai impor di sepanjang Januari 2023 hingga Desember 2023 sebesar 221,89 miliar dolar AS atau turun 6,55 persen.