JAKARTA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan bahwa Indonesia berhasil mencetak surplus neraca perdagangan sebesar 54,4 miliar dolar AS pada sepanjang periode 2022.
Menurut dia, bukuan itu didapat dari nilai ekspor yang lebih tinggi sebesar 291,9 miliar dolar AS dibandingkan dengan impor yang senilai 237,5 miliar dolar AS.
“Hasil positif ini didukung neraca perdagangan nonmigas yang mengalami surplus sementara neraca perdagangan migas mengalami defisit,” ujarnya saat menggelar konferensi pers pada Senin, 16 Januari.
Margo menjelaskan, neraca perdagangan Indonesia Desember 2022 mengalami surplus 3,8 miliar dolar AS.
Surplus yang diperoleh dari transaksi perdagangan sektor nonmigas sebenarnya lebih tinggi, yakni 5,6 miliar dolar AS, namun tereduksi oleh defisit perdagangan sektor migas 1,72 miliar dolar AS.
Lebih lanjut, selama Januari sampai dengan Desember 2022, meskipun sektor migas mengalami defisit 24,39 miliar dolar AS, namun masih terjadi surplus pada sektor nonmigas 78,85 miliar dolar AS.
BACA JUGA:
“Neraca perdagangan Indonesia sampai dengan Desember 2022 surplus selama 32 bulan berturut-turut atau sejak Mei 2022,” tuturnya.
Margo menambahkan, terdapat tiga negara utama yang menjadi penyumbang surplus Indonesia, yakni Amerika Serikat, India, dan Filipina. Dia merinci, neraca perdagangan RI dan Amerika mengalami surplus 18,8 miliar dolar AS.
Kemudian dengan India, Indonesia berhasil membukukan surplus sebesar 16,1 miliar dolar AS. Lalu, dengan negara tetangga ASEAN sukses mencetak surplus senilai 11,4 miliar dolar AS.
“Sebaliknya, tiga negara penyumbang defisit yang paling besar selama 2022 yaitu Australia sebesar minus 6 miliar dolar AS, Thailand minus 3,9 miliar dolar AS, dan China sebesar 3,6 miliar dolar AS,” kata Margo.