Bagikan:

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan secara keseluruhan, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2024 terjaga dengan transaksi berjalan dalam kisaran defisit rendah sebesar 0,1 persen sampai dengan 0,9 persen dari PDB.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan tetap mencatatkan surplus didukung oleh peningkatan aliran masuk modal asing.

"Sejalan dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global dan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik," jelasnya dalam keterangannya, dikutip Minggu, 26 Mei.

Perry menyampaikan defisit transaksi berjalan kuartal I 2024 tetap rendah didukung oleh berlanjutnya surplus neraca perdagangan barang.

Sementara itu, neraca transaksi modal dan finansial triwulan I 2024 mencatat defisit, sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global.

Perry menyampaikan pada kuartal II 2024 menunjukkan NPI kembali membaik ditopang oleh berlanjutnya surplus neraca perdagangan pada April 2024 sebesar 3,6 miliar dolar AS didukung oleh ekspor nonmigas.

Sementara itu, aliran masuk investasi portofolio kembali positif pada kuartal II 2024 (sampai dengan 20 Mei 2024) secara neto tercatat sebesar 1,8 miliar dolar AS didorong oleh dampak positif respons bauran kebijakan moneter Bank Indonesia.

'Posisi cadangan devisa Indonesia akhir April 2024 tetap tinggi sebesar 136,2 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," tuturnya.