Apa Itu Emotional Blackmail Berikut Penjelasan dan Contohnya

YOGYAKARTA - Pernahkah kalian mendengar apa itu emotional blackmail? Pasalnya, hal ini kerap kali terjadi di sekitaran kita loh! Oleh karenanya kali ini kita bakal membahasnya di sini agar kalian semua tahu bahayanya emotional blackmail itu! Simak sampai selesai, ya!

Apa Itu Emotional Blackmail

Emotional blackmail adalah suatu kondisi dimana kalian selalu mendapat ancaman dari pasangan, mulai dari ancaman yang ringan sampai ancaman yang bisa membahayakan jiwa.

Pasalnya, emotional blackmail yang dilakukan mereka untuk mengendalikan semua hal yang ada di dalam dirikalian dan membuat kalian mematuhi mereka.

Melansir dari Susan Forward, seorang penulis buku dengan judul "Emotional Blackmail: When the People in Your Life Use Fear, Obligation, and Guilt to Manipulate You” menerangkan kalau emotional blackmail jadi salah satu bentuk pemerasan emosional yang manipulatif.

Tidak cuma itu, Susan juga menarangkan kalau terdapat beberapa contoh perilaku emotional blackmail ataupun pemerasan emosional ini.

Berikut beberapa contoh sikap emotional blackmail yang perlu kita tahu!

Contoh Sikap Emotional Blackmail

I. Meminta Melakukan Sesuatu

Langkah awal yang dicoba pasangan saat melaksanakan blackmail yaitu dengan mengajukan permintaan. Pastinya, permintaan tersebut mereka ajukan sekedar cuma untuk membuat kalian patuh.

Pasangan mungkin bakal melaksanakannya secara eksplisit semacam melarang kalian buat hangout dengan sahabat ataupun bahkan mereka bakal nekat membuntuti bila Kalian melakukannnya.

Pasangan mungkin dapat melaksanakannya dengan lebih halus semacam mendiamkan kalianserta membuat kalian mencari akar penyebapnya.

II. Menunjukkan Perlawanan

Pada saat Kaian tidak melaksanakan apa yang pasangan kalian minta, mereka bakal menunjukkan perlawanan pada kalian.

Pastinya bermacam-macam perlawanan bakal mereka jalani semacam berupaya terus meyakinkan diri kalian sampai menunjukkan perlawanan dengan agresif semacam marah serta bahkan merusak benda sekitar.

III. Menekan Terus Menerus

Pasangan yang melaksanakan emotional blackmail bakal terus menekan Kalian buat penuhi permintaan mereka. Mereka bakal berupaya membujuk sampai mengkritik serta merendahkan kalian.

Tidak jarang bila saat pasaangan berupaya menghentikan apa yang kalian jalani membuat kalian seolah-olah bersalah serta tidak berusaha mempertahankan hubungan.

IV. Mengancam

Perihal lain yang sering pasangan jalani saat melaksanakan emotional blackmail yaitu dengan berikan ancaman.

Ancaman yang diberikan pasti bermacam-macam semacam bakal menghancurkan karier kalian, membuat kalian kehilangan pekerjaan, sampai mencelakai diri kalian.

V. Membuat kalian Menyerah

Tentu saja kalian tidak mau mereka dimanfaatkan secara terus-menerus oleh ancaman mereka, sehingga kalian lebih memilah menyerah. Menyerah bisa jadi proses akhir emotional blackmail.

Alasannya, saat kalian menyerah dari ancaman yang kalian miliki, memungkinkan akan berikan jalan kedamainan dalam ikatan.

VI. Memanfaatkan Titik Lemah

Pasangan yang terbiasa melaksanakan emotional blackmail ini bakal senantiasa mencari metode buat terus menekan kalian.

Malahan ada kalanya mereka mengerti cara-cara tertentu buat menggunakan titik lemah kalian, sehingga kalian bakal gampang menyerah serta mengabulkan permintaan mereka. Dari titi lemah kalian inilah pengulangan itu terjadi, sehingga kalian susah lepas dari emotional blackmail ini.

Jadi, itu tadi beberapa contoh sikap emotional blackmail. Bila sikap ini telah kalian rasakan saat menjalani hubungan, jangan ragu buat mengambil sikap tegas ya!

Cara Menangani Emotional Blackmail

Berada di dalam lingkaran mematikan bersama emotional blackmailer bakal membuat kita hidup dihantui rasa bersalah serta frustasi. Oleh sebab itu, penting sekali buat keluar dari lingkaran mematikan ini.

Terapkan SOS Sebelum Kalian Merespons Permintaaan

Seseorang yang berupaya memanipulasi, bisa jadi mendesak kita buat lekas menanggapi permintaannya. Dalam kondisi kalut, bisa jadi kita hendak lebih gampang menyerah pada permintaan seseorang sebelum seluruhnya mempertimbangkan kemungkinan lain.

Melansir dari Forward, dia memberikan panduan pada kita buat mempraktikkan SOS, yakni:

- STOP

Berikan waktu untuk diri kalian buat berpikir. Jangan terburu-buru mengambil keputusan serta langsung menuruti keinginan pelaku. Cobalah berkata pada pelaku “Aku tidak dapat memutuskan saat ini. Aku bakal memikirkannya serta memberikan jawaban aku nanti.”

- OBSERVE

Observasi serta identifikasi reaksi, pikiran, emosi, ketakutan, serta faktor diri sendiri. Dengan tingkatkan uraian kita terhadap diri sendiri, kita bakal dapat membalikkan kondisi serta mengambil alih kembali agensi kita yang berupaya direbut oleh pelaku.

- STRATEGY

Menganalisis tuntutan serta imbas potensial dari kepatuhan kita terhadap pelaku serta diri kita sendiri. Tuntutan pelaku dapat berdampak pada kehidupan kita oleh sebab itu kita wajib memikirkan kondisi kita saat permintaan dilayangkan oleh pelaku, resiko dan akibat yang bakal timbul bila kita penuhi permintaan yang ada.

Tetapkan Batasan

Sharie Stines, terapis spesialis hubungan toksik yang berbasis di California berkata dalam Hack Spirit, orang-orang yang memanipulasi mempunyai batasan yang buruk. Oleh karenanya, kita wajib mengenali serta menetapkan batas-batasan kita sendiri. Tegaskan dengan jelas, tenang, serta konsisten batasan-batasan yang ada.

Menciptakan batas bakal menolong kita menghasilkan jarak dari ketegangan fisik dan emosional serta menolong kita memahami diri sendiri lebih baik buat memahami pikiran, perasaan, serta emosi apa yang kita miliki. Perihal ini pula yang bakal menegaskan posisi kita di depan mata pelaku.

Selain itu baca juga bacaan menarik terkait: “Apakah Psikopat Bisa Dijerat Pidana?

Jadi setelah mengetahui apa itu emotional blackmail, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!