Cuaca Panas Mendidih 47 Celcius Diduga Gerus Jumlah Pemilih Pemilu 2024 di India

JAKARTA - Suhu 'mendidih' mencapai 47 derajat celcius di New Delhi diduga menjadi penyebab pemilih dalam Pemilu 2024 di India tergerus.

Hampir satu miliar pemilih tercatat berhak mencoblos Pemilu 2024 di India yang saat ini sedang digelar. Namun ternyata, jumlah pemilih yang hadir kurang dari lima tahun lalu.

Independent.co.uk melaporkan, banyak pengamat di India menyalahkan cuaca sangat panas menanggapi berkurangnya pemilih dalam catatan belakangan ini.

Rata-rata jumlah pemilih pada tahapan keempat Pemilu India 2024 mencapai 66,95 persen, turun satu persen dibandingkan tahun 2019.

Para pengamat mengkritik komisi pemilihan umum (KPU) di India karena tidak mempertimbangkan cuaca saat menyusun jadwal dan mitigasi dalam lokasi pencoblosan.

Dalam cuaca ekstrem ini, Senin 20 Mei, India dalam tahapan ke-5 dari tujuh tahapan Pemilu 2024. Para pemilih dijadwalkan mencoblos 49 dari 543 anggota parlemen pada tahapan kemarin.

Adapun Pemilu India 2024 diketahui bakal berlangsung selama enam minggu dan hasilnya akan diumumkan pada tanggal 4 Juni.

Suhu Panas Mendidih India

Tak hanya di ibu kota India, suhu di Najafgarh tercatat mencapai 47,8 derajat celcius. Najafgarh menjadi wilayah terpanas di India pada Minggu 19 Mei.

Di wilayah lain, termasuk di wilayah perbukitan di Himalaya, suhu juga meningkat antara 45-47 derajat celcius, tujuh derajat di atas normal.

Para pemilih melindungi diri mereka dengan payung, kain, dan koran mengantre di luar bilik tempat pemungutan suara (TPS) di beberapa wilayah di India, termasuk ibu kota keuangan Mumbai dan negara bagian Uttar Pradesh.

Sejumlah pemilih dilaporkan juga banyak yang memilih datang lebih awal untuk menghindari suhu panas, sementara banyak juga yang harus menunggu lama tanpa ada tempat berteduh atau pendingin yang memadai.

Sangeeta Rege, 46, seorang direktur di sebuah organisasi penelitian kesehatan yang mencoblos di Mumbai mengatakan kepada Reuters, dua warga lanjut usia (lansia) pingsan di TPS di tengah suhu panas 33 celcius dan kelembapan 71 persen.

“Mengingat kondisi yang panas dan lembab, sebaiknya ada kipas angin dan pengaturan yang lebih baik bagi mereka yang sakit dan penyandang disabilitas,” katanya.

Aadita Thackeray, tokoh politik terkemuka dari partai oposisi Shiv Sena di negara bagian Maharashtra barat mengungkapkan banyak keluhan dari pemilih tentang fasilitas di luar bilik di tengah suhu panas.

“Para pemilih dalam jumlah besar berusaha mengatasi panasnya situasi sekaligus memberikan suaranya. Setidaknya tempatkan pemilih di tempat teduh untuk membantu mereka. Mereka tidak mau banyak, hanya kebutuhan dasar agar tetap tenang,” tulis Aadita dalam akun X-nya ditujukkan kepada KPU India.