Gaet Perusahaan Teknologi Kesehatan Mental, BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan
JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggarap proyek teknologi pengembangan sistem analisis psiko-fisiologis untuk validasi tingkat kecemasan dan stres yang dialami oleh pegawai-pegawai perusahaan.
Peneliti Pusat Riset Mekatronika Cerdas BRIN Dwi Esti Kusumandari mengatakan, proyek itu berkolaborasi dengan PT Docheck Bagi Indonesia yang bergerak dalam bidang pengembangan wadah kesehatan mental.
"Riset yang dilakukan adalah membuat suatu teknologi pengukur tingkat kecemasan atau stres pegawai," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Rabu 15 Mei, disitat Antara.
Dwi menuturkan, Docheck Bagi Indonesia sebagai mitra penelitian telah mengembangkan wool. Wool adalah sebuah wadah pengukur tingkat kecemasan menggunakan metode enneagram yang sudah diakui secara internasional.
Sedangkan, BRIN telah mengembangkan sistem deteksi stres berbasis biosinyal tubuh.
Metode enneagram dan pengukuran sinyal biopotensial tubuh (sinyal otak, jantung, dan kulit) akan disatukan untuk pengukuran tingkat kecemasan atau stres yang lebih valid.
Baca juga:
- Legislator PDIP Usul Money Politics Dilegalkan pada Pilkada 2024
- Aparat Gabungan Razia Jukir Liar di Minimarket Jakarta Sebulan ke Depan, Sanksinya Bikin Surat Pernyataan
- Hakim Tangani Sidang Lain, Putusan 2 Terdakwa Suap-Gratifikasi Gubernur Malut AGK Ditunda
- Mas Anies, PKS Utamakan Kader Sendiri Maju Pilgub DKI Jakarta
Kolaborasi BRIN dengan Docheck Bagi Indonesia adalah memetakan jenis sensor yang tepat untuk dipakai dalam pendeteksian kecemasan dan stres, seperti sensor EEG, HRV, dan GSR untuk disesuaikan dengan aktivitas kerja para pegawai.
Kegiatan riset diharapkan bisa menciptakan sebuah standar pemilihan jenis sensor yang tepat untuk diterapkan pada setiap level pegawai perusahaan.
"Selain itu, tujuan dari kegiatan itu adalah terciptanya metode pembacaan sinyal biopotensial yang dihasilkan dari alat sensor yang dipakai, melakukan interpretasi untuk memetakan tingkat kecemasan dan stres,” tuturnya.
Dwi optimistis alat ukur kecemasan dan stres itu kelak menjadi terobosan dan memberi sumbangsih besar terhadap dunia konseling terutama di perusahaan-perusahaan yang memiliki lingkungan kerja dengan tingkat kecemasan dan stres tinggi, seperti perusahaan tambang, manufaktur, dan rangka bangun.