Bagikan:

BOGOR - Penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB) University terhadap teknologi pendeteksi kadar hemoglobin (HB) yang menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan perusahaan alat kesehatan telah menghasilkan alat canggih tanpa suntik, melainkan menggunakan teknologi sensor.

Alat pengukur HB sensor ini juga akan bermanfaat agar para calon ibu bisa mendeteksi HB darahnya secara mandiri untuk terhindar anemia atau kondisi kurang darah akibat dari ketika tubuh kekurangan hemoglobin. Kondisi anemia saat mengandung dapat beresiko memiliki anak stunting.

Rektor IPB University Arif Satria bersama sang peneliti, Guru Besar IPB Profesor Irzaman secara resmi meluncurkan inovasi teknologi kesehatan yang mudah digenggam dan digunakan itu pada Jumat, 23 Agustus.

"Sudah saya coba tadi bisa dillihat bersama, HB saya 14 sama, tadi pagi juga saya cek pakai alat yang disuntik. Ini akurat," ujar Arif saat diwawancara wartawan seusai peluncuran.

Menurut Arif, sejak diluncurkan lebih dari satu tahun ini, Fakultas Kesehatan IPB telah meraih peringkat kesembilan di Indonesia. Raihan itu bisa cepat karena produk inovasi yang berbeda dan benar-benar baru. Salah satunya alat pengukur HB sensor ini.

"Ini akan sangat berguna sekali, supaya ketika cek darah, HB, asam urat, tidak perlu lagi sakit disuntik. Bagus juga untuk ibu hamill cegah stunting," katanya.

Peneliti alat pengukur HB sensor Profesor Irzaman menerangkan bahwa metode invasif atau menggunakan alat suntik maupun alat pengukur dengan masih melukai kulit untuk mengambil sampel darah tidak jarang membuat trauma bagi seseorang.

Sementara, penelitiannya bersama BRIN dan didukung PT Tesena Inovindo telah menghasilkan alat pengukur kadar HB dalam darah cukup dengan menggunakan cahaya yang diserap oleh darah kemudian dideteksi oleh machine learning dan juga transformasi cepat, lalu saat itu juga bisa melihat  hasilnya.

Alat hasil penelitian yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) tersebut telah diberi nama Tesena non Invasif HB Check. Profesor Irzaman pun menyampaikan bahwa alat pengukur HB menggunakan sensor atau penyinaran ini memiliki akurasi yang cukup baik dan juga presisi.

"Alat ini menggunakan baterai, jadi kalau baterai full, Insya Allah akurat. Kita ingin agar Puskesmas dan penggunaan pribadi bisa pakai alat ini," kata dia.

Selain alat pengukur HB sensor, IPB University juga secara bersamaan meluncurkan produk herbal pelangsing dari tanaman obat Indonesia asam gelugur dan kunci pepet.

Inovasi itu hasil penelitian dari Pusat Studi Biofarmaka (Trop BRC) oleh dosen Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FFMIPA) Profesor Dyah Iswantini dan tim.

Selain itu, ada pula produk inovasi kesehatan, yakni pasta gigi yang bisa mengatasi karang gigi. Pasta gigi 'c et chic' dihasilkan oleh tim peneliti dari Departemen Fisika Departemen Kimia, Pusat Studi Biofarmaka Tropika serta Sekolah Bisnis IPB University yang dipimpin oleh Dr Yessie Widya Sari.