PBB Nilai Israel Halangi Akses Bantuan Kemanusiaan di Jalur Gaza Meski Ada Ancaman Kelaparan

JAKARTA - Pejabat tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa pada Hari Minggu menuduh Israel terus menolak akses kemanusiaan PBB di Jalur Gaza, di mana kepala pangan PBB memperingatkan "kelaparan besar-besaran" telah terjadi di bagian utara wilayah kantong berpenduduk 2,3 juta orang tersebut.

Kepala badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA) Philippe Lazzarini pada Hari Minggu menuduh Israel terus menolak akses bantuan PBB di Gaza dalam upaya menghindari kelaparan.

"Hanya dalam 2 minggu terakhir, kami telah mencatat 10 insiden yang melibatkan penembakan terhadap konvoi, penangkapan staf PBB termasuk intimidasi, menelanjangi mereka, ancaman dengan senjata & penundaan lama di pos pemeriksaan yang memaksa konvoi untuk bergerak dalam kegelapan atau dibatalkan," tulis Lazzarini di media sosial X, melansir Reuters 6 Mei.

Lazzarini juga menyerukan "Hamas dan kelompok bersenjata lainnya untuk menghentikan serangan apa pun terhadap perlintasan kemanusiaan, menahan diri dari pengalihan bantuan dan memastikan bantuan menjangkau semua yang membutuhkan."

Kelompok militan Palestina mengaku bertanggung jawab pada Hari Minggu atas serangan yang menutup jalur bantuan kemanusiaan utama ke Gaza.

Meskipun bukan deklarasi kelaparan formal, Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia Cindy McCain dalam wawancara dengan NBC News yang disiarkan pada Hari Minggu mengatakan, berdasarkan "kengerian" di lapangan: "Ada kelaparan, kelaparan besar-besaran, di utara, dan ia bergerak ke arah selatan."

Di sisi lain, Israel terus meningkatkan upayanya untuk meningkatkan bantuan ke Gaza, kata COGAT, sebuah badan Kementerian Pertahanan Israel yang bertugas mengoordinasikan pengiriman bantuan ke wilayah Palestina.

"Dalam pembicaraan antara perwakilan Israel dan PBB, termasuk @WFP, tidak ada satupun entitas yang mengindikasikan risiko kelaparan di Gaza utara," kata COGAT dalam sebuah unggahan di X.

"Melihat situasi yang membaik, organisasi internasional menyatakan pekan lalu bahwa volume barang yang diangkut ke Gaza utara harus dikurangi karena jumlahnya terlalu tinggi dibandingkan dengan jumlah penduduk," lanjutnya.

Sebuah laporan yang didukung PBB pada Bulan Maret mengatakan, kelaparan akan segera terjadi dan mungkin terjadi pada Bulan Mei di Gaza utara, dan dapat menyebar ke seluruh wilayah kantong tersebut pada Bulan Juli.

Kelaparan diperkirakan terjadi ketika setidaknya 20 persen penduduk menderita kekurangan pangan yang parah, dengan satu dari tiga anak mengalami kekurangan gizi akut dan dua dari setiap 10.000 anak meninggal setiap hari karena kelaparan atau kekurangan gizi dan penyakit.

Para pejabat PBB mengatakan, pada umumnya ketika kelaparan diumumkan secara resmi di suatu tempat, sudah terlambat untuk menyelamatkan banyak orang. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pekan lalu, kelompok paling rentan di Gaza utara "sudah sekarat karena kelaparan dan penyakit."

PBB mengeluhkan kurangnya akses bantuan kemanusiaan selama perang tujuh bulan antara Israel dan militan Palestina Hamas di Gaza. Guterres mengatakan PBB sedang berusaha mencegah "kelaparan yang disebabkan oleh manusia yang sepenuhnya dapat dicegah" di Gaza utara.

Sebagai kekuatan pendudukan, Kepala Hak Asasi manusia PBB mengatakan Israel berkewajiban untuk memastikan penyediaan makanan dan perawatan medis bagi penduduk, memfasilitasi kerja organisasi kemanusiaan yang berupaya memberikan bantuan.