Sakit Hati Lain dari Kerajaan Inggris: Putri Diana, Skandal dan Luka Batin dari Pangeran Charles
JAKARTA – Pada 1 September 1997, masyarakat di seluruh dunia dibuat sedih dengan kabar meninggalnya Putri Diana Spencer, Princess of Wales, istri Pangeran Charles, anak pertama Ratu Inggris, Ratu Elizabeth II.
Lady Diana —sapaan akrab Putri Diana-- meninggal dalam kecelakaan sebuah mobil di Paris, Prancis pada 31 Agustus 1997. Sang putri berpulang di usia 36 tahun.
Kisah Putri Diana sangat menarik untuk disimak. Kehidupan seorang putri yang dianggap seperti dongeng kerajaan, rupanya jauh dari kehidupan Diana yang justru berakhir tragis.
Berasal dari keluarga aristokrat
Sebelum menikah dengan Pangeran Charles, Diana adalah seorang gadis pemalu yang dilahirkan dalam keluarga aristokrat.
Diana dilahirkan pada 1 Juli 1961 di Park House, sebuah rumah yang dikontrak oleh orang tuanya dari Ratu Elizabeth II. Ayahnya bernama Edward John Spencer. Dan ibunya, Frances Ruth Burke Rosche.
Hanya saja, orang tuanya bercerai saat Diana masih kanak-kanak dan hak asuh dimenangkan oleh sang ayah. Diana memunyai dua saudara perempuan, yakni Lady Jane Followes dan Lady Sarah McCorquodale, serta seorang kakak laki-laki, Charles Spencer.
Dia didapuk menjadi Lady Diana Spencer usai Edward John Spencer mewarisi gelar Earl Spencer pada 1975. Diana pertama kali bertemu dengan Pangeran Charles pada bulan November 1977 di rumah keluarga Spencer. Kala itu, Diana masih berumur 16 tahun, dan tubuhnya terlihat pendek dan gemuk.
Sementara, saat itu, Pangeran Charles sudah berusia 29 tahun. Sang pangeran mengunjungi rumah keluarga Spencer untuk berburu dan dia dirumorkan dekat dengan kakak Diana, Lady Sarah Spencer.
Pada pertemuan pertamanya, Charles sangat terkesan dengan Diana. Dia pun sering bertanya tentang Diana kepada Lady Sarah. Namun, hubungan Charles dengan Sarah yang tak pernah berkembang, turut menjauhkannya dengan Diana.
Selama tiga tahun, Diana dan Charles tak pernah bertemu. Sang pangeran terlibat percintaan dengan beberapa wanita lain. Sedangkan Diana merampungkan sekolahnya di Swiss.
Jatuh hati dengan Sang Pangeran
Pada 1980, Diana tumbuh menjadi gadis 19 tahun yang cantik. Diana bertemu dengan Charles di rumah seorang teman, saat Charles masih berkabung karena kematian Lord Mountbatten, paman buyutnya yang dianggap sahabat.
Mereka pun terlibat dalam percakapan yang intim tentang kesedihan yang dialami Charles. “Sedih rasanya melihatmu bangun di altar St. Paul dengan peti Lord Mountbatten di depanmu. Mengerikan, kau butuh kawan di sampingmu,” kata Diana.
Tak disangka, ucapan Diana membuat sang pangeran tiba-tiba mencium bibirnya dan “melompat ke arah manapun (di) tubuhku,” ujar Diana.
Setelah kejadian tersebut, hubungan Diana dan Charles makin erat. “Sepanjang sisa malam itu dia terus mengekorku, ke manapun (kayak) anak anjing. Yeah, aku tersanjung, tapi aku lebih bingung,” sambung Diana.
Kisah ini disampaikan Diana pada Peter Settelen, guru berpidato yang baru ditemuinya beberapa kali. Pada Februari 1981, Diana dilamar oleh Pangeran Charles. Setelah enam bulan bertunangan, mereka kemudian mengikat janji suci di St Paul’s Cathedral.
Pernikahan Charles dan Diana disiarkan di televisi dan disaksikan oleh 750 juta orang di seluruh dunia, menjadikannya sebagai salah satu pesta penikahan kerajaan paling berkesan sepanjang masa.
Pada 21 Juni 1982, Putri Diana melahirkan seorang bayi yang kemudian diberi nama William Arthur Philip Louis Windsor, atau akrap disapa Pangeran William.
Kemudian pada 15 September 1984, lahir Pangeran Harry. Akan tetapi Charles kecewa dengan kelahiran Harry, sebab dia menginginkan seorang putri.
Usai mendengar reaksi Charles, Diana mengaku sesuatu dalam dirinya telah mati. Dan itu menjadi awal menuju akhir pernikahan mereka.
Menderita luka batin
Pasca kelahiran pangeran Harry, hubungan Charles dan Diana makin renggang. Charles bahkan mulai berselingkuh dengan Camillia Rosemary pada tahun 1986, yang pada akhirnya menciptakan skandal besar di seluruh dunia saat berita itu ramai dipublikasikan media pada awal tahun 1990-an.
Dalam buku biografi Diana: Her true Story-In Her Own Words, Diana menyebut Camilia sebagai orang ketiga dalam pernikahannya. Namun, yang membikin mata terbelalak, suaminya tak menutupi perasaan cintanya kepada Camilia sejak awal pertunangan hingga sepanjang pernikahan dengan Lady Diana.
Rasa cinta Charles kepada Camilia membuat Diana cemburu, dan sempat membuatnya berpikir tak ingin melanjutkan pernikahan dengan Charles. Namun, kala itu, Diana sudah terlambat dan tak punya opsi selaun menikah dengan calon raja Inggris saat itu.
Setelah menikah, Diana mengaku pernah mendapati suaminya menelpon Camilli saat Charles sedang mandi. Yang lebih menyakitkan, Dia juga melihat foto Camillia jatuh dari buku harian Charles.
Rumah tangganya yang bermasalah membuat Lady Diana sempat mengalami depresi dan gangguan makan (bulimia) selama bertahun-tahun. Belum lagi hubungannya yang tak akrab dengan Ratu Elizabeth II karena Diana dianggap sebagai ‘putri pemberontak’, yang sering melanggar protokol kerajaan. Kondisi ini membuat Diana tertekan dan hampir mengakhiri hidupnya.
“Saya sangat tertekan dan mencoba untuk memotong pergelangan tangan saya dengan pisau cukur,” ungkap Diana.
Saat kondisinya tertekan, Diana sempat menjalin hubungan dengan beberapa pria. Akan tetapi, pria yang membuatnya benar-benar jatuh hati adalah dokter bedah jantung asal Pakistan, Hasnat Khan yang dia temui pada 1995.
Karena skandal Diana-Charles kian mencoreng Kerajaan Inggris, Ratu Elizabeth II meminta mereka untuk bercerai. Kemudian, pada Agustus 1996, pernikahan mereka resmi berakhir.
Akibat perceraian itu, Diana kehilangan gelarnya sebagai Her Royal Higness atau Yang Mulia serta takhta Inggris. Kendati demikian, dia tetap mempertahankan gelarnya sebagai Princes of Wales dan apartemennya di Istana Kensington.
Setelah berpisah dengan Charles, Diana fokus membesarkan kedua putranya. Tak hanya itu, Putri Diana juga tetap aktif dalam kegiatan amal, seperti menolong tunawisma, orang dengan HIV dan AIDS, serta anak-anak yang membutuhkan.
Tewas dalam sebuah kecelakaan mobil di Paris
Hubungan Diana dengan Hasnat Khan berjalan selama dua tahun, setidaknya sampai tahun 1997. Saat ingin melanjutkan ke jenjang pernikahan, Khan menolak karena khawatir dengan dampak yang ditimbulkan kelak.
Setelah berpisah dengan Khan, Diana dekat dengan Dodi Al Fayed, putra sulung taipan Harrords Mohammed Al Fayed.
Pada tanggal 30 Agustus 1997, Diana dan Dodi sedang berada di Paris. Saat itu, Dodi disebut telah membeli dua cincin untuk pertunangan mereka.
Diana dan Dodi bertolak dari Ritz Hotel pada dini hari tanggal 31 Agustus 1997 menuju apartemen Dodi. Mobil Mercedes Benz yang dikemudikan Henri Paul melaju kencang karena diikuti banyak paparazzi.
Ketika mobil melintas di terowongan Pont de L’Alma, mobil tersebut menabrak pilar hingga rusak parah. Sopir dan Dodi dinyatakan tewas di lokasi kejadian. Sementara Diana dan pengawalnya Trevor Rees-Jones dilarikan ke rumah sakit.
Diana meninggal beberapa jam setelah mendapat perawatan di rumah sakit. Sedangkan Trevor selamat dari insiden tragis tersebut.
Mantan suami Lady Diana, Pangeran Charles, saudara perempuan Diana serta anggota keluarga kerajaan tiba di Kota Paris pagi itu. Jenazah Lady Diana Spencer langsung dibawa kembali ke London. Jenazah Diana kemudian dimakamkan pada 6 September 1997 dan disiarkan di televisi.
Kisah meninggalnya Lady Diana menjadi sorotan media dan menjadi subjek dari banyak teori konspirasi. Mulanya, paparazzi yang mengikutinya disalahkan atas kejadiaan naas tersebut, tetapi kemudian terungkap bahwa sopir berada di bawah pengaruh alkohol. Hasil investigasi juga menyimpulkan bahwa kecelakaan itu bukan karena paparazzi.