Anggota Pasukan Komando Somalia yang Dilatih AS Dipecat dan Ditahan Lantaran Terkait Dugaan Korupsi

JAKARTA - Pemerintah Somalia mengumumkan mereka telah memberhentikan dan menahan sejumlah anggota unit komando elite yang dilatih oleh Amerika Serikat terkait dugaan korupsi ransum yang disumbangkan Washington, mengambil alih tanggung jawab untuk menyediakan kebutuhan pasukan tersebut.

Unit yang dimaksud adalah Pasukan Khusus Danab, yang telah menjadi pilar utama dalam upaya-upaya yang didukung AS untuk memerangi kelompok militan yang terkait dengan al Qaeda, al Shabaab.

Pada Bulan Februari lalu, Amerika Serikat setuju untuk menghabiskan lebih dari 100 juta dolar AS untuk membangun lima pangkalan militer untuk Danab.

Kementerian Pertahanan Somalia mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam, bahwa mereka telah memberi tahu mitra-mitra internasional mengenai pencurian tersebut dan akan membagikan hasil penyelidikannya.

Sementara itu, seorang pejabat Negeri Paman Sam mengatakan dalam sebuah pernyataan, Washington menanggapi dengan serius semua tuduhan korupsi.

"Kami berharap dapat bekerja sama dengan Danab untuk menciptakan langkah-langkah perlindungan dan akuntabilitas yang diperlukan untuk mencegah insiden-insiden di masa depan yang dapat mempengaruhi bantuan di masa depan,” ujar pejabat tersebut kepada Reuters, tanpa secara langsung menyebutkan apakah bantuan dari Amerika telah ditangguhkan, seperti dikutip 26 April.

Amerika Serikat pada tahun 2017 diketahui setuju untuk membantu melatih dan melengkapi 3.000 personel Danab, untuk bertindak sebagai pasukan pemukul reaksi cepat melawan al Shabaab. Kelompok ini telah melancarkan pemberontakan terhadap pemerintah pusat sejak 2006.

Danab telah banyak terlibat dalam serangan militer oleh militer Somalia dan milisi klan sekutu sejak tahun 2022, yang pada awalnya berhasil merebut sebagian besar wilayah dari al Shabaab di Somalia tengah.

Namun, kampanye tersebut telah kehilangan momentum, dengan pasukan sekutu pemerintah yang berjuang untuk mempertahankan wilayah pedesaan dan al Shabaab terus melakukan serangan berskala besar, termasuk di ibu kota Mogadishu.

Sebelumnya, Washington menangguhkan beberapa bantuan pertahanan ke Somalia pada tahun 2017, setelah militer tidak dapat mempertanggungjawabkan makanan dan bahan bakar yang diberikan.

Amerika Serikat sendiri juga sering melakukan serangan pesawat tak berawak yang menargetkan militan al Shabaab.