Pejabat Program Pangan Dunia Sebut Kelaparan di Gaza Dapat Melampaui Batas dalam Enam Minggu

JAKARTA - Kelaparan di Jalur Gaza, Palestina dapat melampaui ambang batas dalam enam minggu, menyebabkan kerawanan pangan, malnutrisi dan kematian menurut pejabat Program Pangan Dunia (WFP).

"Kami semakin dekat dari hari ke hari dengan situasi kelaparan,” kata Direktur Program Pangan Dunia (WFP) di Jenewa, Swiss Gian Caro Cirri, melansir Reuters 25 April.

"Ada bukti-bukti yang masuk akal bahwa ketiga ambang batas kelaparan, kerawanan pangan, malnutrisi dan kematian, akan terlewati dalam enam minggu ke depan," ungkapnya.

Cirri berbicara pada peluncuran laporan dari Global Network Against Food Crises, sebuah aliansi aktor-aktor kemanusiaan dan pembangunan termasuk badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Bank Dunia, Uni Eropa dan Amerika Serikat Hari Rabu.

Dalam laporannya, jaringan ini menggambarkan prospek 2024 untuk Timur Tengah dan Afrika sangat memprihatinkan, karena perang Gaza dan akses kemanusiaan yang terbatas, serta risiko konflik menyebar ke tempat lain di wilayah tersebut.

"Khusus untuk Gaza, konflik membuat sulit dan terkadang tidak mungkin untuk menjangkau orang-orang yang terkena dampak," sebut Cirri.

"Kita perlu meningkatkan bantuan kita secara besar-besaran. Namun dalam kondisi saat ini, saya khawatir situasinya akan semakin memburuk," tandasnya.

Sebuah laporan yang didukung PBB yang diterbitkan pada Bulan Maret mengatakan, kelaparan sudah dekat dan kemungkinan akan terjadi pada Bulan Mei di Gaza utara dan dapat menyebar ke seluruh daerah kantong pada bulan Juli.

Pada Hari Selasa, seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa risiko kelaparan di Gaza, terutama di bagian utara, sangat tinggi.

Diketahui, PBB telah lama mengeluhkan adanya hambatan untuk memasukkan bantuan dan mendistribusikannya ke seluruh Gaza dalam enam bulan sejak Israel memulai serangan udara dan darat terhadap kelompok militan Palestina Hamas yang berkuasa di Gaza.

Di sisi lain, Israel membantah telah menghambat pasokan bantuan kemanusiaan, sebaliknya menyalahkan lembaga-lembaga bantuan atas ketidakefisienan dalam pendistribusiannya.

Kampanye militer Israel telah membuat sebagian besar wilayah berpenduduk 2,3 juta jiwa itu menjadi gurun pasir dengan bencana kemanusiaan yang terjadi sejak 7 Oktober, ketika Hamas menyulut perang dengan menyerbu ke wilayah selatan Israel.

Cirri mengatakan, satu-satunya cara untuk menghindari kelaparan di Gaza adalah dengan memastikan pengiriman pasokan makanan secara langsung dan setiap hari.

"Mereka telah menjual barang-barang mereka untuk membeli makanan. Mereka sebagian besar waktu melarat. Dan jelas beberapa dari mereka sekarat karena kelaparan," tandasnya.