Gitaris China yang Tengah Belajar Musik Jazz Dihukum Penjara di AS karena Mengancam Aktivis Pro-demokrasi
Ilustrasi. (Pexels/Ekaterina Bolovtsova)

Bagikan:

JAKARTA - Mahasiswa musik asal China dijatuhi hukuman sembilan bulan penjara di Amerika Serikat pada Hari Rabu, karena melecehkan seorang aktivis yang memasang brosur yang mendukung demokrasi di China di Berklee College of Music di Boston, mengancam akan melaporkan aktivitasnya kepada penegak hukum Tiongkok.

Jaksa menuntut Hakim Distrik AS Denise Casper di Boston untuk menjatuhkan hukuman hampir tiga tahun penjara kepada Xiaolei Wu (26), untuk menyampaikan pesan Amerika Serikat tidak akan mentolerir upaya Negeri Tirai Bambu untuk membungkam orang keturunan Tiongkok yang mengungkapkan pandangan yang bertentangan dengan pemerintah. .

Casper dalam putusannya menilai, kampanye pelecehan yang dilakukan Wu, meskipun bersifat "mengerikan", hanya berlangsung singkat, dua hari, dengan Wu yang tidak memiliki riwayat kriminal sebelumnya akan dideportasi setelah menyelesaikan hukumannya, melansir Reuters 25 April.

Namun dia mengatakan, hukuman penjara tetap diperlukan untuk mencegah warga Negeri Tirai Bambu lainnya yang datang ke Negeri Paman Sam mengulangi hal seperti itu, memastikan mereka tahu "tidak ada seorang pun yang boleh terlibat dalam tindakan kriminal, khususnya tindakan yang menekan kebebasan berpendapat."

Wu, yang berada di Amerika Serikat dengan visa pelajar, divonis bersalah oleh juri pada Bulan Januari atas dakwaan cyberstalking dan ancaman atas apa yang menurut jaksa merupakan kampanye yang ia luncurkan, untuk melecehkan lulusan Berklee baru-baru ini yang di pengadilan hanya disebut sebagai Zooey.

Dia melakukan hal tersebut setelah melihat foto di Instagram yang diunggah oleh aktivis tersebut pada Bulan Oktober 2022, berupa brosur yang dia tempatkan di kampus perguruan tinggi musik swasta yang bertuliskan, "Kami Ingin Kebebasan", "Kami Ingin Demokrasi", dan "Stand with Chinese Rakyat."

Sebagai tanggapan, Wu mengunggah di sebuah chatting yang beranggotakan 300 orang mahasiswa dan alumni Berklee dari Tiongkok di aplikasi media sosial WeChat, sebuah tuntutan agar aktivis itu menghapus selebaran "reaksioner" dan mengancam akan memotong tangannya jika ia mengunggah lebih banyak lagi.

Jaksa penuntut mengatakan dia membuat ancaman tambahan dan mengklaim telah menelepon badan keamanan publik Tiongkok tentang dia, sebuah ancaman yang ditindaklanjuti dengan melaporkannya kepada ibunya, seorang pejabat pemerintah Tiongkok.

Wu, seorang gitaris yang sedang belajar jazz, meminta maaf atas "perilaku sembrononya" di pengadilan pada Hari Rabu, mengatakan ia harus "bertanggung jawab dan menerima apa yang telah saya lakukan."

"Karena telah membuat Zoey merasa terancam, saya merasa sangat menyesal," katanya.”

Diketahui, pihak berwenang AS dan Barat telah berupaya melawan upaya Pemerintah Beijing untuk membungkam para pengkritiknya di luar negeri. Kelompok hak asasi manusia mengeluhkan ancaman terhadap kebebasan akademik dan pengawasan terhadap mahasiswa Tiongkok di kampus universitas internasional.

Terkait