Menular Lebih Cepat, Virus Baru B117 Bisa Jadi Ancam di Indonesia?
JAKARTA - Pemerintah mengumumkan ada temuan kasus virus dengan varian baru berjenis B117 masuk ke Indonesia, tepat saat pandemi COVID-19 genap berumur satu tahun melanda Tanah Air. Kasus baru ini ditemukan pada warga Karawang yang baru pulang dari luar negeri.
Juru bicara vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan kronologi terdeteksinya varian baru virus penyebab COVID-19 tersebut.
Pada Februari, sampel swab diambil melalui WNI yang baru saja melakukan perjalanan dari Arab Saudi.
"Awal Februari, tanggal itu diambil sampel swab," ujar Nadia, Kamis 4 Maret.
Dia menyebut, varian baru corona B117 terdeteksi saat WNI mengikuti proses surveilans genom sequensing. Surveilans sendiri dilakukan pemerintah untuk mengecek setiap sampel pelaku perjalanan internasional menggunakan polymerase chain reaction (PCR).
"Jadi varian baru ditemukan saat kita melakukan surveilans genom sequensing pada sampel pelaku perjalan dari Arab Saudi," jelas Nadia.
Menurut informasi, dua kasus Corona B117 ditemukan pada warga berinisial M (40) dan A (45). Mereka tiba di Indonesia dari Arab Saudi dalam waktu yang berbeda.
Pit Kadinkes Karawang Nanik Jodjana mengatakan M tiba di Bandara Soekarno Hatta bersama 49 penumpang lainnya dengan menggunakan pesawat Qatar Airways, pada 28 Januari 2021, usai menjalani tes PCR (polymerase chain reaction) di bandara, tujuh di antaranya positif COVID-19.
"Dari 49 penumpangnya, ditemukan tujuh yang positif. Terdiri tiga orang dari Karawang, dua orang dari Cianjur, satu dari Kota Bekasi, dan 1 dari Sukabumi," kata Nanik, Rabu, 3 Maret.
Sementara, A tiba di Bandara Soekarno Hatta pada 31 Januari 2021 bersama 33 penumpang lainnya menggunakan pesawat Garuda. Nanik mengatakan, ada empat terkonfirmasi positif COVID-19.
"Pada 31 Januari, penerbangan dengan Garuda, ada 4 orang positif, salah satunya terpapar virus Corona B117. Dia TKI asal Karawang," jelas Nanik.
Varian baru Corona B117 ini disebut lebih menular dibandingkan varian lainnya hingga 40-70 persen.
Gejala Awal B117
Adapun gejala virus varian B117 tersebut, di antaranya:
1. Sakit Kepala
2. Ruam pada Kulit
3. Nyeri otot
4. Perubahan warna (discolouration) pada jari tangan dan kaki
5. Kelelahan dan merasa lesu
6. Mual hingga pusing
7. Konjungtivitas (mata merah)
8. Sakit (radang) tenggorokan
9. Diare
Vaksin COVID-19 Belum Bisa Tangkal Virus B117
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, pemerintah belum bisa menjamin apakah varian baru virus corona B117 berpengaruh terhadap kemanjuran dan efektivitas vaksin asal perusahaan China, Sinovac.
Pasalnya, masih harus menunggu hasil penelitian dari tim uji klinis vaksin Sinovac Universitas Padjajaran dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Secara khusus kita tidak ada penelitian untuk melihat efektivitasnya, tapi BPOM tentunya memantau hal ini ya," kata Nadia, Kamis, 4 Maret.
Namun begitu, bila melihat perkembangan global, Nadia mengatakan sejauh ini belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa varian baru corona asal Inggris itu berpengaruh terhadap kinerja vaksin.
Badan Kesehatan Dunia (WHO), kata Nadia, juga belum merilis temuan resmi perihal merek vaksin yang tidak bisa mengatasi strain baru virus corona. Oleh sebab itu, ia meminta publik untuk tetap menunggu.
Hal serupa juga dikatakan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Pada Selasa, 2 Maret lalu, Budi menyampaikan hingga saat ini belum ada jurnal terkemuka di dunia yang memuat hasil riset para ahli tentang pengaruh varian corona B117 terhadap kemanjuran vaksin.
Namun, Ketua Tim Riset Uji Klinis COVID-19 Sinovac dari Universitas Padjadjaran Kusnandi Rusmil mengatakan bila varian ini sudah terlalu jauh dari sifat virus yang asli, maka ada kemungkinan vaksin tak lagi efektif untuk menangkal virus corona. Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad itu menjelaskan bahwa mutasi virus Inggris itu tidak lebih ganas, namun kecepatan penularannya memang diakui tinggi.
Kendati demikian, dalam sebuah penelitian, vaksin Sinovac disebut tetap efektif dalam melawan varian baru Corona, baik strain virus dari Inggris maupun Afrika Selatan.
"Kami telah menguji vaksin ini di China terhadap varian baru Corona Inggris dan Afsel, dengan hasil yang baik," kata Dimas Covas, kepala pusat biomedis Butantan di Sao Paulo, Brasil, dikutip dari Reuters, Kamis, 18 Februari.
Meski begitu, Covas tak memberikan rincian lebih lanjut mengenai tingkat efikasi vaksin Sinovac terhadap varian baru Corona B117.
Baca juga:
Tidak Perlu Khawatir
Pemerintah mengimbau masyarakat tidak khawatir dengan adanya virus Corona jenis baru atau B117. Pemerintah memastikan vaksin COVID-19 yang tengah digunakan saat ini masih efektif melawan mutasi virus asal Inggris tersebut.
“Masyarakat tidak perlu khawatir terkait dampak masuknya varian B117 terhadap efikasi vaksin” ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito di Jakarta, Kamis, 4 Maret.
Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Anetta Komarudin mendesak pemerintah untuk segera mengantisipasi penyebaran mutasi virus varian baru corona B117.
Varian baru ini disebut lebih cepat menular, sehingga menurutnya, respons sigap melalui pengetesan dan pelacakan perlu dilakukan secara masif guna mencegah angka penyebaran. Terlebih Kabupaten Karawang sempat menjadi zona merah di awal tahun karena klaster penularan di kawasan industri.
"Ancaman inilah yang harus diwaspadai dan memerlukan sinergi dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah,” ujar Puteri melalui keterangan tertulisnya, Jumat, 5 Maret.
Meski begitu, ia menilai masyarakat tak perlu khawatir dengan terus menerapkan protokol kesehatan 5M.