JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Aceh Saifullah Abdulgani menyatakan virus corona varian B117 belum terdeteksi di wilayah Aceh.
"Virus corona B117 belum terdeteksi di Aceh, masyarakat tidak perlu panik, tapi perlu waspada," katanya di Banda Aceh, dilansir Antara, Senin, 8 Maret.
Saifullah menjelaskan bahwa virus corona varian B117 yang pertama kali ditemukan di Inggris pada akhir 2020 merupakan hasil mutasi dari virus SAR-CoV-2 penyebab COVID-19.
Varian baru virus corona itu, ia melanjutkan, kemudian menyebar ke sejumlah negara termasuk negara-negara di wilayah Asia.
Kementerian Kesehatan menyampaikan bahwa kasus penularan virus corona varian B117 telah ditemukan di beberapa daerah di Indonesia.
"Hasil mutasi virus SAR-CoV-2 lebih cepat menular, namun belum ada bukti ilmiah B117 lebih mematikan daripada virus corona yang kita kenal selama ini," kata dia.
BACA JUGA:
Dia mengatakan bahwa pemerintah telah berupaya mencegah penyebaran virus corona B117 dengan memperketat pengawasan kedatangan warga asing ke wilayah Indonesia, meningkatkan surveilans di bandara-bandara internasional, serta mengintensifkan pemeriksaan dan pelacakan kasus.
"Pemerintah telah mengantisipasi sesuai standar penanganan penyakit menular, dan masyarakat tidak perlu panik namun harus lebih waspada saja," katanya.
Ia juga mengemukakan pentingnya peningkatan kewaspadaan terhadap penularan varian baru virus corona di wilayah Aceh.
"Pengalaman sebelumnya, kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020, dan 25 hari kemudian sudah ada kasus pertama di Aceh. Artinya, tidak tertutup kemungkinan B117 itu akan tiba juga di Aceh," katanya.
Di samping itu, dia menekankan pentingnya disiplin penerapan protokol kesehatan serta vaksinasi untuk mencegah penularan virus corona, termasuk varian baru dari virus tersebut.
"Menyukseskan vaksinasi merupakan tindakan menghambat proses mutasi virus corona melalui penularan yang terus-menerus," katanya.