Banjir Dubai, Peringatan Meteorologis Terkait “Perang Cuaca” Akibat Manipulasi Awan
JAKARTA -Seorang meteorolog senior dari perusahaan teknologi lingkungan KISTERS, Johan Jaques, telah mengeluarkan peringatan terkait kemungkinan 'perang cuaca' antar negara jika teknologi 'penyemaian awan' tidak dikendalikan dengan baik. Hal ini terjadi setelah banjir di Dubai memunculkan kekhawatiran terhadap manipulasi curah hujan secara artifisial.
Menurut Jaques, tindakan campur tangan terhadap pola presipitasi alami bisa mengakibatkan 'konsekuensi yang tidak diinginkan', bahkan bisa berujung pada 'ketidakstabilan diplomatik'.
“Tiap kali kita ikut campur dengan pola presipitasi alami, kita menciptakan serangkaian peristiwa yang sulit untuk dikendalikan,” kata Jaques.
Pada saat yang sama, Jaques menyatakan bahwa kekhawatiran terkait manipulasi cuaca dan masalah perubahan iklim semakin diperhatikan dalam beberapa hari terakhir, terutama setelah banjir di Dubai menyebabkan gangguan luas dan kerusakan pada infrastruktur.
Penyemaian awan melibatkan penyuntikan bahan kimia ke dalam awan untuk memicu hujan. Di Uni Emirat Arab, teknologi ini diyakini dapat meningkatkan curah hujan antara 15 hingga 25 persen setiap tahunnya.
Ahli meteorologi di National Centre for Meteorology (NCM) Uni Emirat Arab juga telah melaporkan bahwa beberapa penerbangan untuk menyemaian awan dilakukan beberapa hari sebelum hujan deras melanda Dubai.
Baca juga:
- Toko Online Jadi Tiga Teratas Entitas yang Paling Sering Ditiru oleh Pelaku Phishing
- Post News akan Tutup Layanan Buntut Kalah Bersaing dengan X
- Di Tengah Ketegangan Iran-Israel, Harga Bitcoin Kembali Pulih
- Investasi Microsoft Diperkirakan Lebih dari Rp14 Triliun, Menteri Budi Arie: Jangan Saya yang Ngomong
Meskipun begitu, spekulasi terkait penggunaan teknik penyemaian awan kemudian membuat NCM membantah bahwa operasi ini dilakukan pada Selasa 16 April dalam beberapa jam sebelum badai. Namun, NCM mengonfirmasi bahwa penyemaian awan dilakukan pada Minggu dan Senin.
Para ahli juga mencatat kemungkinan dampak perubahan iklim dalam menyebabkan pola cuaca ekstrem di Uni Emirat Arab.
Dim Coumou, seorang profesor dalam bidang ekstremisme iklim di Vrije Universiteit Amsterdam, mengatakan bahwa 'curah hujan dari badai petir, seperti yang terjadi di Uni Emirat Arab dalam beberapa hari terakhir, mengalami peningkatan yang sangat kuat dengan pemanasan'.