Bagikan:

JAKARTA - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Isnawa Adji menyebut terdapat 15 kecamatan di Jakarta yang rawan kekeringan selama musim kemarau.

Data ini, kata Isnawa, dipetakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sejak tahun 2019 dan belum dilakukan perubahan.

"Apabila merujuk pada peringatan dini kekeringan meteorologis yang pernah dikeluarkan oleh BMKG pada tahun 2019, terdapat 15 kecamatan yang masuk ke dalam daerah rawan terjadi kekeringan," kata Isnawa kepada wartawan, Rabu, 11 April.

Kecamatan tersebut tersebar di empat kota administratif. Di Jakarta Utara tersebar di Kecamatan Cilincing, Tanjung Priok, Koja, Kelapa Gading, dan Penjaringan. Di Jakarta Pusat tersebar di Kecamatan Menteng, Gambir, Kemayoran, dan Tanah Abang.

Di Jakarta Selatan tersebar di Kecamatan Tebet, Pasar Minggu, dan Setiabudi. Di Jakarta Timur tersebar di Kecamatan Makasar, Pulogadung, dan Cipayung.

Selain itu, Isnawa menyebut daerah-daerah yang belum terlayani oleh jaringan perpipaan air bersih juga perlu diwaspadai seperti di Kecamatan Jagakarsa, Pasar Minggu, dan sebagian wilayah Kecamatan Cilandak.

"BPBD akan terus memantau perkembangan kondisi meteorologis dalam memasuki musim kemarau ini. Tim khusus dapat sewaktu-waktu diaktifkan apabila terjadi kekeringan yang berdampak langsung ke masyarakat. Oleh karena itu, sinergi dan koordinasi antar OPD dan stakeholders terus kami perkuat dalam mengantisipasi hal tersebut," jelasnya.

Sementara, BMKG sebelumnya mengeluarkan peringatan dini terkait awal fase musim kemarau yang mulai melanda sebagian wilayah di Tanah Air pada bulan Mei.

Awal musim kemarau itu ditandai dengan adanya fenomena suhu udara terik yang terjadi pada siang hari, yang dipicu oleh posisi semu matahari yang berada di wilayah utara garis ekuator.

Fenomena ini juga diikuti dengan adanya pertumbuhan awan dan fenomena hujan yang akan sangat berkurang, sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang akan cukup mendominasi.