Putra Aung San Suu Kyi Sebut Junta Militer Myanmar Kemungkinan Jadikan Sang Ibunda Sebagai Tameng Manusia
JAKARTA - Pemindahan pemimpin terguling Myanmar Aung San Suu Kyi dari penjara ke tahanan rumah oleh junta militer Myanmar, kemungkinan untuk dijadikan sebagai tameng manusia dalam menghadapi kelompok perlawanan, kata sang putra.
Suu Kyi ditahan dan dijatuhi sejumlah hukuman penjara oleh militer Myanmar, sejak pemerintahannya digulingkan dalam kudeta tahun 2021. Peraih Nobel berusia 78 tahun itu ditahan di rumah selama total 15 tahun di bawah junta sebelumnya.
Kim Aris, putra Suu Kyi yang tinggal di London mengatakan, dia mendengar Suu Kyi menderita kepanasan, namun alasan resmi junta militer memindahkannya dari penjara "sangat tidak mungkin".
"Saya kira mereka punya alasan tersendiri untuk memindahkannya, yaitu ingin menjadikan dia sebagai tameng manusia atau alat tawar-menawar," kata Aris dalam sebuah wawancara dengan Reuters, seperti dilansir 19 April.
Diberitakan sebelumnya, juru bicara junta militer pekan ini mengumumkan, Suu Kyi dipindahkan ke tahanan rumah sebagai langkah untuk melindungi dirinya dan tahanan lanjut usia lainnya dari cuaca panas. Namun, tidak jelas ke mana tepatnya dia dipindahkan.
Pada Bulan Februari Kim Aris mengatakan, sang ibunda ditahan di sel isolasi namun dalam semangat yang baik "meskipun kesehatannya tidak sebaik dulu".
"Ketika pertempuran semakin dekat dan semakin dekat dengan benteng militer, saya pikir mereka mungkin hanya ingin menjadikannya sebagai tameng manusia, atau mereka mungkin ingin bernegosiasi dengan kekuatan perlawanan mengenai pembebasannya, mencoba untuk mendapatkan semacam keuntungan, Anda tahu, pijakan untuk masa depan," jelas Kim Aris.
Junta militer Myanmar mengatakan, pemindahan tahanan karena alasan kesehatan dari serangan panas bukan hanya untuk Suu Kyi seorang.
"Karena cuacanya sangat panas, hal ini tidak hanya terjadi pada Aung San Suu Kyi. Bagi semua orang yang membutuhkan tindakan pencegahan, terutama tahanan lanjut usia, kami berupaya melindungi mereka dari serangan panas," ujar juru bicara junta Mayor Jenderal Zaw Min Tun.
Baca juga:
- Dubes Rusia: Tanpa Gencatan Senjata Permanen, Upaya Kemanusiaan di Gaza akan Gagal
- Menlu Amirabdollahian Sebut Iran Beritahu Amerika Serikat Sebelum dan Sesudah Serangan ke Israel
- UE Harus Mengirimkan Sistem Anti-rudal ke Ukraina, Borrell: Tidak Bisa hanya Mengandalkan AS, Kami Punya Patriot
- Filipina Nilai Keputusannya untuk Mempererat Hubungan dengan Jepang dan AS Sebagai Pilihan Berdaulat
Pembebasan Suu Kyi dan presiden terguling Myanmar U Win Myint, yang dilaporkan media juga dipindahkan ke tahanan rumah, diserukan para pemimpin dunia dan aktivis pro-demokrasi. Juru bicara pemerintahan bayangan NUG juga menyerukan pembebasan tanpa syarat keduanya.
"Memindahkan mereka dari penjara ke rumah adalah hal yang baik, karena rumah lebih baik daripada penjara. Namun, mereka harus dibebaskan tanpa syarat. Mereka harus bertanggung jawab penuh atas kesehatan dan keamanan Aung San Suu Kyi dan U Win Myint," kata juru bicara NUG Kyaw Zaw.
Kemarahan terhadap junta di Myanmar telah berubah menjadi gerakan perlawanan bersenjata berskala nasional, yang kini semakin beroperasi melalui koordinasi dengan kelompok pemberontak etnis yang sudah mapan untuk menantang militer di sebagian besar wilayah negara tersebut.