Telepon Netanyahu, PM Sunak: Eskalasi di Timur Tengah Bukan Kepentingan Siapa-siapa, Memperdalam Ketidakamanan
JAKARTA - Eskalasi di Timur Tengah bukanlah kepentingan siapa pun, kata Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah panggilan telepon pada Hari Selasa, setelah Inggris membantu Israel menangkis serangan udara langsung oleh Iran pada Hari Sabtu.
"(PM Sunak) menekankan eskalasi yang signifikan bukanlah kepentingan siapa pun dan hanya akan memperdalam ketidakamanan di Timur Tengah. Ini adalah momen bagi kepala yang tenang untuk menang," kata Kantor PM Sunak dalam sebuah pembacaan panggilan telepon, melansir Reuters 17 April.
PM Sunak mengatakan kepada parlemen pada Hari Senin, Kelompok Tujuh (G7) yang terdiri dari negara-negara industri terkemuka sedang mengerjakan sebuah paket tindakan terkoordinasi terhadap Iran, setelah meluncurkan serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap Israel.
Italia, yang saat ini memegang jabatan presiden bergilir G7, mengatakan bahwa mereka terbuka untuk memberikan sanksi-sanksi baru bagi orang-orang yang terlibat melawan Israel.
"Perdana Menteri (Sunak) mengatakan Iran telah salah perhitungan dan semakin terisolasi di panggung global, dengan G7 mengoordinasikan respons diplomatik," kata juru bicara Downing Street.
Sebelumnya, tujuh pejabat Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) tewas dalam serangan udara terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, termasuk dua jenderal senior, pada 1 April lalu. Israel yang disebut berada di balik serangan itu, tidak membenarkan atau membantahnya.
Sebagai balasan, Iran melancarkan serangan udara yang melibatkan lebih dari 300 drone dan rudal Sabtu lalu, menyebabkan kerusakan ringan di Israel dan melukai seorang gadis berusia 7 tahun. Sebagian besar serangan Iran berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan Iron Dome Israel dan dengan bantuan dari AS, Inggris, Prancis, serta pertahanan udara Yordania yang menegaskan akan menembak jatuh rudal hingga drone yang ditembakkan siapa pun dan melintasi wilayah udaranya.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memanggil kabinet perangnya untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari 24 jam, untuk mempertimbangkan bagaimana bereaksi terhadap serangan langsung Iran yang pertama terhadap Israel, kata sumber pemerintah.
Baca juga:
- Perang Hamas-Israel Telah Menyebabkan 10 Ribu Perempuan Tewas dan 19 Ribu Anak Jadi Yatim Piatu
- Kantor HAM PBB Sebut Israel Masih Lakukan Pembatasan Terhadap Bantuan Kemanusiaan di Gaza
- Presiden Turki Erdogan: Israel Coba Memprovokasi Konflik Regional
- Presiden Zelensky Sebut Ukraina Kehabisan Rudal Pertahanan untuk Menghentikan Serangan Rusia
Rapat ketiga yang direncanakan digelar Selasa, ditunda hingga Rabu waktu setempat.
Saling serang antara Israel dan Iran telah meningkatkan kekhawatiran akan perang terbuka antara Israel dan Iran, serta kekhawatiran kekerasan yang berakar pada perang di Gaza semakin menyebar di wilayah tersebut.
Amerika Serikat, sejumlah negara hingga Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengeluarkan seruan agar Israel menahan diri. Khawatir akan bahayanya, Presiden Joe Biden mengatakan kepada PM Netanyahu, Amerika Serikat tidak akan mengambil bagian dalam serangan balasan Israel terhadap Iran, kata para pejabat pada Hari Minggu.