Faktanya, Plant Therapy Memiliki 5 Manfaat Positif Selain Meningkatkan Suasana Hati
JAKARTA – Plant therapy atau terapi tumbuh-tumbuhan menurut berbagai studi dapat bermanfaat untuk meningkatkan suasana hati. Terapi yang menekuni aktivitas bercocok tanam ini diinisiasi oleh American Horticultural Therapy Association (AHTA).
Melansir Hillside Atlanta: Healing and Hope for Children and Families, Kamis, 4 Maret, sains membuktikan bahwa interaksi dengan tumbuhan dapat bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan mental. Baik tumbuhan di dalam maupun di luar ruangan sama-sama bermanfaat.
Yang menakjubkan lagi, manfaat tersebut dapat dialami oleh berbagai usia dan apapun profesinya. Itu artinya, berkebun dan bertanam dapat dilakukan untuk mendapatkan manfaat sebagai berikut:
Meningkatkan suasana hati
Sebuah survei yang dilakukan di empat rumah sakit di San Fransisco menemukan bahwa 79 persen pasien merasa lebih rileks dan tenang setelah menghabiskan waktu di taman. Sedangkan 19 persen merasa lebih positif, dan 25 persen merasa segar dan kuat.
Bunga juga dapat membangkitkan emosi positif. Temuan ini dibuktikan dalam studi yang dilakukan tahun 2005 bahwa wanita yang menerima bunga melaporkan suasana hati yang lebih positif selama tiga hari ke depan.
Selanjutnya, pasien lansia yang menerima bunga juga dilaporkan lebih merasa cerah dan memori episodik meningkat.
Jika Anda tak memiliki waktu untuk berkebun, cobalah meletakkan tanaman indoor yang tidak ribet perawatannya. Sebab, dengan memandang tumbuhan dapat mengurangi gejala depresi dan melepaskan lebih banyak hormon bahagia, serotonin dan dopamin.
Baca juga:
Tingkat stres berkurang secara signifikan
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Health Psychology membandingkan efek berkebun di luar ruangan dan membaca di dalam ruangan. Berangkat dari penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa membaca dan berkebun sama-sama menurunkan kadar kortisol.
Penelitian lanjutan menemukan bahwa penurunan tingkat stres terjadi secara signifikan pada aktivitas berkebun. Peserta studi dilaporkan dapat menikmati suasana hati lebih positif setelah berkebun.
Meningkatkan perhatian
Dalam penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Public Health, ditemukan bahwa lingkungan hijau dan alami berpengaruh positif pada anak-anak dengan gangguan attention deficit hyperactivity (ADHD).
Gejala ADHD pada anak dapat menurun secara signifikan dibanding dengan terapi cara lainnya. Berkebun juga membantu anak-anak lebih berprestasi yang telah diteliti oleh American Society for Horticultural Science. Prestasi sains anak yang berkebun lebih tinggi dibanding siswa yang belajar di kelas.
Meningkatkan harga diri
Membandingkan kehidupan personal dengan kehidupan orang lain tentu tak bijak. Tetapi akses media sosial yang begitu lekat di tangan tak dapat dihindari. Ini berefek besar pada seseorang merasa rendah diri ketika melihat, misalnya Si A terlihat lebih bahagia atau terlihat lebih kaya dan lain sebagainya.
Berkebun lebih positif dibandingkan mengakses, memamerkan diri, dan memperbandingkan dengan orang lain. Berkebun juga bisa jadi alternatif kegiatan untuk istirahat dari teknologi yang semakin canggih.
Meningkatkan kualitas udara
Tanaman mungil nan cantik di meja kerja, ruangan sekolah, maupun di rumah bisa membantu membersihkan udara. Mayoritas penduduk kota menghabiskan waktunya di dalam ruangan. Artinya polusi udara bisa berkali-kali lebih tinggi di luar ruangan.
Tanaman di dalam ruangan, menurut para ilmuwan yang telah mengidentifikasi 300 racun di udara dalam ruangan, dapat membantu senyawa racun udara menguap secara organik.
Studi di Washington State University juga meeukan bahwa tanaman dapat mengurangi jumlah debu sebanyak 20 persen. Studi ini mengonfirmasi bahwa tanaman dapat menghilangkan materi partikular di udara. Lebih jauh lagi, terapi tumbuhan dapat bermanfaat positif pada kesehatan fisik.
Mendorong makan sehat
Dari riset yang dilakukan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika hanya 1 dari 10 orang yang mengonsumsi makanan sehat. Berkebun, dapat mendorong seseorang untuk menambahkan makanan sehat ke piring hidangan mereka.
Berkebun juga dapat jadi eskapisme untuk melepaskan diri dari kebiasaan makan yang buruk. Lewat aktivitas bercocok tanam, orang tua dan anak-anak dapat memilik makanan dari tumbuhan yang mereka tanam tanpa khawatir dengan kandungan pestisida.
Lagi, sebuah peneltiian yang dilakukan di Universitas Saint Louis menemukan, ketika keluarga menanam makanan yang mereka makan, maka lingkungan yang positif akan terbentuk.