Pantai Holtekamp Kerap Telan Korban Tenggelam, Pemkot Jayapura Bangun Pos Evakuasi
PAPUA - Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura berencana membangun papan larangan berenang di titik-titik rawan kawasan Pantai Holtekamp, Distrik Muara Tami.
Penjabat (Pj) Wali Kota Jayapura Frans Pekey mengatakan, peristiwa warga tenggelam di Pantai Holtekamp terjadi berulang kali.
"Sehingga kami juga akan membangun pos untuk evakuasi jika terjadi peristiwa orang tenggelam di Pantai Holtekamp," katanya di Jayapura, Selasa 2 April, disitat Antara.
Peristiwa warga tenggelam itu terjadi pada 27 Maret 2023 dengan korban bernama Melianus Duwitau dan sebelumnya pada 5 Maret 2024 korban Jarun (35) juga ditemukan meninggal dunia di kawasan pantai tersebut.
Menurut Pekey, pihaknya sudah beberapa kali melakukan pertemuan dengan kepolisian, tim SAR, Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan (KP3 Laut), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk membahas persoalan tersebut.
"Dan kami mendorong supaya pos untuk tim SAR melakukan evaluasi, tetapi juga papan atau menara peringatan itu harus dibangun bukan saja di Pantai Holtekamp tetapi juga di kawan pantai yang lain," ujarnya.
Baca juga:
- Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Kapolri di Sidang Sengketa Pilpres 2024
- Sidang Sengketa Pilpres, Romo Magnis Singgung Presiden Seperti Bos Mafia Jika Pakai Kekuasaan Demi Keluarga
- Tak Hanya Ketua KPU, Ketua Bawaslu Juga Ditegur MK Akibat Terlihat Tidur
- Soal Pilpres 2024 Diulang, Pakar: 6 Bulan Waktu yang Cukup!
Pihaknya terus mengimbau kepada seluruh masyarakat di daerah terus berhati-hati dalam untuk menjaga keselamatan, baik diri sendiri maupun kelompok, saat melakukan kegiatan wisata di Pantai Holtekamp.
"Karena bencana bisa terjadi kapan saja, sehingga kewaspadaan menjadi yang terpenting," katanya.
Dia menambahkan ke depan pihaknya juga akan melakukan evaluasi dengan instansi terkait untuk bagaimana meningkatkan penjagaan di kawasan Pantai Holtekamp sebagai upaya pencegahan.
"Selain itu juga bagaimana kami bersama-sama memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas wisata saat terjadi cuaca ekstrem," ujarnya.