Militer Israel Tarik Seluruh Pasukannya dan Akhiri Operasi di Kompleks RS Al Shifa Gaza
JAKARTA - Militer Israel mengumumkan penarikan diri seluruh pasukannya dari Kompleks RS Al Shifa di Jalur Gaza, mengakhiri operasi pengepungan yang sudah berlangsung selama dua minggu.
"Pasukan IDF dan ISA telah menyelesaikan aktivitas operasional yang tepat di area Rumah Sakit Shifa dan keluar dari area rumah sakit," kata Israel Defense Forces (IDF), menggunakan akronim dari badan keamanan dalam negeri Israel, Shin Bet, melansir CNN 1 April.
"Tentara membunuh militan dalam pertempuran jarak dekat, menempatkan banyak senjata dan dokumen intelijen di seluruh rumah sakit, sekaligus mencegah kerugian terhadap warga sipil, pasien, dan tim medis," lanjutnya.
Seorang juru bicara Pertahanan Sipil Gaza di lokasi mengatakan kepada CNN, rumah sakit tersebut, yang merupakan fasilitas medis terbesar di wilayah kantong Palestina itu, telah "hancur dan terbakar habis."
"Mayat yang terluka dan meninggal memenuhi halaman rumah sakit," kata Kapten Mahmoud Bassal, Senin.
"Ada mayat yang dikuburkan di halaman rumah sakit," tandasnya.
Baca juga:
- Spanyol Terjunkan 26 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza, Nilai Jalur Darat Penting untuk Cegah Kelaparan
- Bilang Junta hanya Memegang Kekuasaan Sementara, Jenderal Senior Myanmar Serukan Persatuan Militer dan Rakyat
- PM Netanyahu Sempat Bilang Tekanan Internasional Tak Berpengaruh, Israel Minta Jadwal Ulang Pertemuan dengan AS
- Kepala Bantuan PBB Griffiths Umumkan Rencana Pengunduran Diri: Berpengalaman di UNICEF hingga Konflik Gaza
Sementara, lebih dari 30 orang yang terluka diangkut dari Al-Shifa ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di timur Kota Gaza, kata Bassal.
Mengutip The Times of Israel, sejak penggerebekan yang dimulai pada 18 Maret, IDF mengatakan pasukannya menangkap sekitar 900 tersangka, lebih dari 500 di antaranya dipastikan merupakan anggota militan, dan membunuh lebih dari 200 pria bersenjata. Di antara mereka yang terbunuh dan ditahan adalah komandan Hamas dan Jihad Islam Palestina.